Jumat 24 Dec 2021 15:44 WIB

Progres Pembangunan Tol Serbaraja Capai 60 Persen

Pembangunan Tol Serpong-Balaraja Seksi 1A sepanjang lima kilometer baru 60 persen.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja) di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Jumat (17/12/2021)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja) di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Jumat (17/12/2021)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Realisasi pembangunan akses tol dari Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ke Balaraja, Kabupaten Tangerang (Serbaraja) sudah mencapai 60 persen. "Progres pembangunan akses tol Serpong-Balaraja pada Seksi 1A dengan panjang lima kilometer baru 60 persen pekerjaan," kata Direktur PT Trans Bumi Serbaraja, Dony Martadisata di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Jumat (24/12).

Dia mengatakan, proses pembangunan jalan tol yang menghubungkan antara Serpong dan Balaraja itu akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari pengerjaan Seksi 1A yang kini sedang tahap pemasangan Jembatan Cisadane, kemudian pembangunan lintas atas (overpass) Serpong, pembangunan badan jalan tol, dan pemasangan dinding penahan tanah sepanjang dua kilometer.

Baca Juga

"Seksi 1A mulai dibangun tahun 2019, sedangkan seksi 1B dengan panjang lima kilometer tersebut mulai pembangunan di bulan November 2021," ujar Dony. Adapun untuk panjang pembangunan ruas Tol Serbaraja secara keseluruhan mencapai 40 kilometer (km).

Perinciannya Seksi 1A sepanjang lima km, seksi 1B sepanjang lima km, Seksi 2 sepanjang 12 km, dan Seksi 3 sepanjang 18 km. "Dan untuk nilai total investasi atau anggaran untuk menggarap ruas tol Serpong-Balaraja ini menghabiskan kisaran Rp 15 triliun," ucap Dony.

Dia menyampaikan, proses pembangunan ruas tol tersebut juga mengalami beberapa kendala. Di antaranya, pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lama. Sehingga hal itu menghambat proses pembangunan itu sendiri. "Pembebasan makan waktu cukup lama, sehingga menghambat konstruksi. Kenaikan nilai tanah, menambah investasi (membengkak)," kata Dony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement