Jumat 07 Jan 2022 00:01 WIB

Penjelasan Mal Kota Kasablanka Soal Dugaan Pencemaran Udara

Sempat muncul asap saat genset Pakuwon Tower sedang dilakukan pengecekan. 

Rep: Ali Mansur/ Red: Fuji Pratiwi
Pusat perbelanjaan Kota Kasablanka di Jakarta Selatan. Manajemen Mal Kota Kasablanka memberi penjelasan terkait dugaan pencemaran udara.
Foto: Dok Kokas
Pusat perbelanjaan Kota Kasablanka di Jakarta Selatan. Manajemen Mal Kota Kasablanka memberi penjelasan terkait dugaan pencemaran udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, menanggapi kejadian dugaan pencemaran udara dari asap genset yang dikeluhkan warga kelurahan Menteng Atas. Pihak Kota Kasablanka menginformasikan bahwa hal tersebut terjadi pada saat genset Pakuwon Tower sedang dilakukan pengecekan. 

"Pada saat pengecekan beberapa waktu lalu, keluar asap dan tim langsung melakukan penanganan sehingga perihal asap sudah dapat teratasi. Diharapkan kejadian tersebut tidak terjadi kembali," ujar Sr Promotion Manager Kota Kasablanka, Agung Gunawan, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Kamis (6/1).

Baca Juga

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Selatan menindaklanjuti laporan warga Kelurahan Menteng Atas terkait adanya dugaan pencemaran lingkungan berupa polusi dari asap genset Mal Kota Kasablanka. Kepala Bagian Pembangunan dan Lingkungan Kota Jakarta Selatan Imam Bahri mengatakan, pihaknya sudah menghimpun aduan masyarakat tersebut guna mengetahui persoalan di lapangan.

"Kita coba inventarisasi dulu kira-kira permasalahannya apa. Nanti SKD yang terkait dengan pencemaran nanti adanya di mana," kata Imam saat dikonfirmasi di Jakarta Selasa (4/1) malam.

Imam mengatakan, Pemkot Jaksel mendapat laporan dari kelurahan setempat mengenai adanya asap yang kemungkinan besar diduga berasal dari genset Mal Kota Kasablanka. Dia menegaskan hal itu belum dapat dipastikan apakah menjadi penyebab dari pencemaran udara di wilayah itu.

"Kita kan belum konfirmasi tapi keluhan berapa banyak orang yang terkena ISPA kemudian ada hal lain saya belum ada datanya," ungkap Imam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement