Kamis 16 Jun 2022 20:28 WIB

Subvarian Omicron Diduga Penyebab Lonjakan Kasus di Tangerang

Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di Kabupaten Tangerang rendah.

Red: Indira Rezkisari
Pekerja berjalan saat jam pulang kerja melintasi Terowongan Kendal, Sudirman , Jakarta, Kamis (16/6/2022). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap covid-19 varian baru BA4 dan BA5 yang diprediksi mengalami peningkatan jumlah kasus hingga akhir bulan Juli mendatang.Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja berjalan saat jam pulang kerja melintasi Terowongan Kendal, Sudirman , Jakarta, Kamis (16/6/2022). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap covid-19 varian baru BA4 dan BA5 yang diprediksi mengalami peningkatan jumlah kasus hingga akhir bulan Juli mendatang.Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Banten, menduga penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di daerah itu.

"Diduga itu subvarian baru Covid-19, yakni BA.4 dan BA.5. Karena sudah ditemukan di Indonesia," ucap Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi, Kamis (16/9/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat terdapat 98 kasus aktif sejak beberapa pekan terakhir. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan data pekan lalu, yaitu sebanyak 67 kasus.

"Kalau tiga pekan lalu hanya 28 kasus," singkatnya.

Namun demikian, lanjut dia, saat ini pun banyak pasien yang tidak melakukan perawatan di rumah sakit, hanya saja mereka yang dinyatakan positif telah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing karenamasa atau proses penyembuhannya cukup cepat. "Tingkat keparahannya hanya sepertiga dari Omicron," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar membenarkan bahwa subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5, telah memasuki wilayah Kabupaten Tangerang sejak ditemukannya penambahan kasus di Indonesia. "Subvarian ini diduga sudah ada dan mungkin sudah masuk ke Kabupaten Tangerang. Tapi dampaknya sangat kecil," katanya.

Meskipun begitu, kata Bupati, Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak ada langkah penanggulangan khusus dalam menghadapi subvarian baru Omicron tersebut. Karena menurutnya, varian ini diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah apabila dibandingkan dengan varian Omicron lainnya yang berdampak lebih para pada pasien terkonfirmasi positif.

"Walaupun sudah divaksin juga punya kesempatan tertular kembali, tapi karena daya imunitas daya tahan tubuh yang kuat jadi efek ke tubuhnya sangat kecil," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement