Ahad 28 Nov 2021 15:53 WIB

Ratusan Warga Mengungsi Akibat Banjir Bandang Garut

Ratusan warga mengungsi akibat banjir bandang di Kecamatan Sukawening, Garut.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kampung Cileles, Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Ahad (28/11).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Sejumlah rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kampung Cileles, Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Ahad (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ratusan warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, harus mengungsi di posko pengungsian. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, terdapat ratusan warga yang mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Damanhuri, Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah, pada Ahad (28/11) siang. 

Salah satu warga yang mengungsi, Abdullah (65) mengaku masih trauma untuk kembali ke rumahnya yang terdampak banjir bandang. Ia lebih memilih untuk sementara tinggal di posko pengungsian hingga kondisi kembali tenang.  "Milih mengungsi takut ada susulan kalau malam. Apalagi sekarang masih hujan," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (28/11).

Baca Juga

Abdullah mengatakan, pada saat kejadian banjir bandang, ketinggian air di rumahnya mencapai sekitar 50 sentimeter. Menurut dia, air masuk ke rumahnya itu baru pertama kali terjadi.

"Baru kali ini terjadi. Dulu mah belum pernah," ucapnya.

Salah seorang lainnya, Aas (41) mengatakan, banjir bandang juga menerjang rumahnya pada Sabtu (27/11). Alhasil, ia bersama suami, anak, dan orang tuanya memilih mengungsi di GOR Damanhuri. 

"Saya ke pengungsian baru tadi pagi. Semalam sibuk bersihin rumah. Mau balik ke rumah masih trauma, apalagi katanya rentan longsor. Tanahnya sudah retak," katanya.

Ia berharap, pemerintah dapat melakukan penanganan pascabanjir bandang dengan cepat. Sebab, ia khawatir anaknya yang masih balita akan mudah terserang penyakit apabila terlalu lama tinggal di pengungsian. 

"Makan sih di sini sudah ada. Tapi baju sama selimut buat anak-anak belum. Kasihan kan anak-anak," ujarnya.

Berdasarkan pendataan sementara, terdapat 102 orang yang mengungsi di GOR Damanhuri. Dari 102 orang, sebanyak 36 orang di antaranya adalah anak-anak. 

Petugas kesehatan Puskesmas Karangtengah, Atep Tajul Arifin, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pengungsi. Mayoritas pengungsi mengalami pusing dan trauma. 

Ia menyebutkan, pengungsi yang masih balita juga mulai terserang penyakit. "Tadi ada bayi yang mengalami demam tinggi. Kita sudah bawa ke puskesmas, dan dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Menurut Atep, pihaknya akan terus memantau kondisi pengungsi di lokasi pengungsian. Pihaknya juga telah menyediakan stok obat-obatan untuk diberikan kepada pengungsi apabila diperlukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement