Selasa 13 Sep 2022 15:55 WIB

BPBD Kota Bogor Tinjau Lokasi Terdampak Bencana

Penyebab bencana banjir di Kota Bogor dari faktor drainase

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nur Aini
Sejumlah guru dan pegawai sekolah membersihkan meja dan kursi yang basah pasca banjir di SMK Nusantara, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Senin (29/8/2022) tersebut mengakibatkan banjir luapan sungai Ciluar di empat sekolah di Kota Bogor sehingga kegiatan belajar mengajar diliburkan untuk sementara waktu.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Sejumlah guru dan pegawai sekolah membersihkan meja dan kursi yang basah pasca banjir di SMK Nusantara, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Senin (29/8/2022) tersebut mengakibatkan banjir luapan sungai Ciluar di empat sekolah di Kota Bogor sehingga kegiatan belajar mengajar diliburkan untuk sementara waktu.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, telah mendatangi lokasi terdampak bencana yang tersebar di wilayah setempat. Penanganan lokasi terdampak bencana akan ditindaklanjuti oleh dinas teknis terkait.

 

Baca Juga

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan pihaknya telah melakukan rapat bersama sejumlah OPD seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim), dan Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) Kota Bogor.

Hasilnya, kata dia, masyarakat terdampak bencana berharap bisa cepat dilaksanakan penanganan fisik. Sehingga, nantinya Disperumkim akan menindaklanjuti hal tersebut.

“Nanti mereka melakukan verifikasi menghitung kira-kira lokasi mana yang butuh cepat ditangani terkait anggaran yang sudah ada, dan mana yang butuh biaya tambahan atau Biaya Tak Terduga (BTT),” kata Theo, Selasa (13/9/2022).

Theo mengatakan, penanganan bencana ini cukup terburu waktu lantaran dikerjakan mendekati akhir tahun. Penanganan akan dikerjakan pada titik yang paling memungkinkan dilakukan pada tahun ini.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, secara garis besar penyebab bencana terutama banjir lintasan di Kota Bogor ialah faktor drainase yang tidak mampu menampung air ketika hujan deras. Hal itu termasuk perlakuan masyarakat terhadap drainase itu sendiri.

 

“Di depan rumah mereka sudah ditutup, tidak bisa dikontrol, sehingga debit air yang tadinya bisa masuk ke drainase akhirnya mengalir bebas mengikuti ruas jalan ke permukiman dll. Masyarakat berpengaruh juga, ada kontribusi,” ujarnya.

Pada Ahad (11/9), tercatat ada total 21 kejadian bencana alam. Theo menyebutkan, bencana tersebut terdiri atas 11 banjir lintasan, delapan tanah longsor, dan dua bangunan ambruk.

 

“Kalau posisi banjir semua parah mulai dari Cikaret arah Pasir kuda, juga di Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan. Tapi karena banjir lintasan jadi sudah selesai. Sisanya itu longsor jalan di Cibereum Mulyaharja, dan longsor jalan di Jembatan Satu, Kecamatan Tanah Sareal,” tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement