Ahad 16 Jan 2022 04:50 WIB

Pengelola Borobudur Fokus Kunjungan Wisatawan Nusantara

Akses wisatawan asing diharapkan telah terbuka pada 2023.

Red: Friska Yolandha
Penari mementaskan salah satu adegan sendratari kolosal berjudul Asah Asih Asuh saat program ASTA (Asah Talenta) di Taman Lumbini kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Ahad (19/12/2021). Pentas tari kolosal yang menceritakan tentang pandemi COVID-19 tersebut dimainkan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta berkolaborasi dengan putra-putri pelaku wisata yang bertujuan membimbing dan mengarahkan bakat seni pertunjukan anak-anak di sekitar Borobudur.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Penari mementaskan salah satu adegan sendratari kolosal berjudul Asah Asih Asuh saat program ASTA (Asah Talenta) di Taman Lumbini kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Ahad (19/12/2021). Pentas tari kolosal yang menceritakan tentang pandemi COVID-19 tersebut dimainkan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta berkolaborasi dengan putra-putri pelaku wisata yang bertujuan membimbing dan mengarahkan bakat seni pertunjukan anak-anak di sekitar Borobudur.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC) selaku pengelola Taman Wisata Candi Borobudur pada 2022 masih fokus pada wisatawan nusantara untuk berkunjung ke Candi Buddha terbesar di dunia ini. Direktur Utama PT TWC Edy Setijono di mengatakan karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19, dalam satu tahun ke depan fokus masih ke wisatawan domestik.

"Tetapi di tahun 2023, harapan kami pariwisata sudah pulih, baik di Indonesia maupun dunia dan bisa mulai membuka akses untuk wisatawan mancanegara," katanya usai mengikuti pembukaan Borobudur Edupark di jalan Magelang-Yogyakarta di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/1/2022).

Baca Juga

Ia menyampaikan dengan dijadikannya Borobudur menjadi destinasi superprioritas bisa dilihat pemerintah sangat serius mengembangkan infrastruktur di kawasan Borobudur. "Oleh karena itu marilah sama-sama memanfaatkan peluang ini. Peluang yang sudah diberikan atau diinisiasi oleh pemerintah harapannya nanti Borobudur bisa menarik wisatawan, tidak hanya wisatawan domestik tentunya juga wisatawan mancanegara," katanya.

Ia menyampaikan paling sulit sekarang adalah membuat perencanaan, karena masih terpengaruh kondisi pandemi COVID-19. Namun, pengalaman tahun 2020 dan 2021 harus menjadi pembelajaran, semua pihak harus adaptif dengan pandemi ini.

"Kami sudah persiapkan protokol kesehatan yang selalu diterapkan. Jadi harapannya betul-betul tahun 2022 ini ekonomi sudah mulai tumbuh, tetapi optimisme ada di 2023," katanya.

Ia berharap mudah-mudahan akses wisata asing pada 2023 sudah terbuka, karena ini yang akan membuat ekonomi bergerak. General Manajer Taman Wisata Candi Borobudur Aryono Hendro sebelumnya menyampaikan PT TWC belum menargetkan jumlah kunjungan wisata tahun 2022 karena masih dalam pandemi COVID-19.

"Kami belum memungkinkan untuk menetapkan target, pada masa pandemi kami tetap mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh Satgas COVID-19," katanya.

Ia berharap pertumbuhan pariwisata terus naik, tetapi pihaknya tidak menargetkan angka kunjungan ke Taman Wisata Candi Borobudur pada 2022. "Target kami tetap mengutamakan protokol kesehatan bagi para pengunjung sesuai aturan pemerintah," katanya.

Ia menyebutkan pada 2020 kunjungan wisata ke Candi Borobudur sekitar 990.000 orang dan tahun 2021 sebanyak 420.000 pengunjung. Angka tersebut jauh di bawah angka kunjungan sebelum pendemi, yakni tahun 2019 sebanyak 3,8 juta pengunjung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement