Senin 17 Jan 2022 14:05 WIB

Evaluasi Menuju PTM, Disdik Yogyakarta: Insya Allah Sudah Baik

Disdik mengakui pelaksanaan prokes di sekolah sudah semakin baik.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Lempuyangwangi, Yogyakarta, Senin (17/1/2022). Pemerintah Kota Yogyakarta hingga kini belum menerapkan PTM 100 persen karena menunggu evaluasi PTM 70 persen. Rencananya PTM 100 persen akan diberlakukan pada 24 Januari mendatang.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Lempuyangwangi, Yogyakarta, Senin (17/1/2022). Pemerintah Kota Yogyakarta hingga kini belum menerapkan PTM 100 persen karena menunggu evaluasi PTM 70 persen. Rencananya PTM 100 persen akan diberlakukan pada 24 Januari mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta sudah melaksanakan evaluasi menuju pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen selama dua pekan. Direncanakan, PTM 100 persen akan dimulai pada 24 Januari 2022.

Evaluasi PTM ini utamanya terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Berdasarkan evaluasi menuju PTM 100 persen yang diawali dengan kapasitas sekitar 70 persen, Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, pelaksanaan prokes di sekolah sudah semakin baik.

Baca Juga

"Insya Allah sudah baik, walaupun beberapa seperti pemakaian masker masih ada (anak) yang harus didisiplinkan dan kerumunan-kerumunan masih ada yang harus didisiplinkan," kata Budi.

Vaksinasi juga terus digencarkan dalam rangka mendukung pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Yogyakarta. Saat ini, vaksinasi anak usia 12-18 tahun sudah di atas 92 persen di Kota Yogyakarta.

Selain itu, vaksinasi guru juga sudah mencapai 95 persen. Tidak hanya itu, vaksinasi anak usia 6-11 tahun juga terus digencarkan dengan capaian saat ini yang sudah sekitar 70 persen dan direncanakan diselesaikan akhir Januari ini untuk penyuntikan dosis pertama.

Dalam mendukung PTM 100 persen ini, skrining acak di sekolah juga terus digencarkan. Skrining ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 10 persen di tiap sekolah.

Dari skrining yang sudah dilakukan, kasus positif Covid-19 yang ditemukan mencapai sekitar 50 kasus dengan penularan awal yang terjadi di luar sekolah. Total peserta didik yang sudah diskrining, kata Budi, sudah di atas 2.700 anak.

"Sehingga, positive rate-nya hanya sekitar dua persen. Positive rate ini masih jauh dari standar yang ditetapkan yakni lima persen. Artinya, anak-anak sekolah (PTM) itu sebenarnya insya Allah aman," ujar Budi.

Budi juga menuturkan, optimisma untuk melaksanakan PTM 100 persen ini juga didukung dengan penambahan kasus positif yang landai. Secara keseluruhan di DIY, penambahan kasus positif harian masih di bawah 10 kasus per harinya.

Sementara, di Kota Yogyakarta penambahannya bahkan beberapa kali dilaporkan nihil. "Kalau di lingkup DIY dan Kota Yogyakarta alhamdulillah (kasus positif) sangat minimal sekali penambahannya, bahkan Kota Yogya juga beberapa kali tidak ada penambahan, berarti bagus," jelas Budi.

Meskipun masih landai, Budi tetap meminta agar terus waspada terhadap penyebaran Covid-19, terutama terhadap varian Omicron. Budi menegaskan agar prokes tetap dijalankan dengan baik terutama saat berlangsungnya PTM di sekolah.

"Jika ada anggota keluarga yang sakit atau anak sakit tidak perlu berangkat ke sekolah. Dari kasus yang ditemukan dari skrining acak, juga kita berhentikan PTM selama lima hari di sekolah yang bersangkutan atau hanya kelasnya yang diberhentikan lima hari," tambah Budi.

Pihaknya juga sudah melakukan survei terhadap orang tua siswa. Sebagian besar orang tua, kata Budi, tidak menolak dilaksanakannya PTM 100 persen.

"Selama ini sambutan dari masyarakat bagus, dalam arti masyarakat memang sudah ingin anaknya untuk dapat belajar di sekolah. Sudah hampir 22 bulan anak-anak tidak belajar di sekolah dan (PTM 100 persen) ini keinginan orang tua agar anaknya kembali ke sekolah," katanya.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga meminta agar guru berperan aktif dalam mengantisipasi adanya penyebaran Covid-19 di sekolah selama PTM berlangsung.

Terutama terkait dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Ia berharap adanya peran aktif guru untuk mengedukasi dan mensosialisasikan prokes kepada siswa.

"Kalau anak SMA atau SMP mungkin kita beritahu kamu jangan terlalu dekat dengan temen ya, itu bisa. Tapi kalau (jenjang) pendidikan itu makin turun, apa iya bisa dikatakan kamu jarak satu meter ya sama temanmu. Ya mungkin kalau itu duduk di bangku (kelas) iya, tapi kalau saat bermain perlu peran seperti guru dan sebagainya untuk memberi tahu anak," kata Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement