Selasa 14 Apr 2020 09:16 WIB

Jalan Kraton di Pasuruan Ditutup Akibat Banjir

Jalan di wilayah Kraton Pasuruan sepanjang 1,5 kilometer ditutup karena banjir

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga mendoroang kendaraan bermotor yang mogok akibat banjir yang menggenangi kawasan Jalan Raya Pantura Kraton, Pasuruan, Jawa Timur. Jalan di wilayah Kraton Pasuruan sepanjang 1,5 kilometer ditutup karena banjir. Ilustrasi.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Warga mendoroang kendaraan bermotor yang mogok akibat banjir yang menggenangi kawasan Jalan Raya Pantura Kraton, Pasuruan, Jawa Timur. Jalan di wilayah Kraton Pasuruan sepanjang 1,5 kilometer ditutup karena banjir. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN - Jalan nasional di wilayah Kraton, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur ditutup menyusul banjir menerjang wilayah tersebut. Arus lalu lintas dialihkan melewati tempat lain untuk sementara waktu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasuruan Tectona Jati mengatakan jalan yang ditutup itu sepanjang 1,5 kilometer. "Untuk pengendara, terpaksa arus lalu lintas dialihkan melalui jalan tol," katanya pada Selasa (14/4) pagi.

Baca Juga

Ia mengatakan banjir memang langganan di wilayah itu setiap kali turun hujan deras. "Banjir dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter sampai dengan 80 sentimeter itu disebabkan oleh meluapnya Sungai Welang yang melintas di wilayah setempat," jelas Tectona.

Disinggung mengenai berapa rumah yang terdampak banjir, ia mengaku belum tahu secara pasti. Sampai dengan saat ini petugas masih melakukan pendataan. "Untuk berapa rumah yang terdampak, saat ini masih dilakukan proses pendataan. Nanti kami perbarui lagi datanya," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda di Sidoarjo mengatakan pada April ini Jawa Timur masuk musim pancaroba. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan saat pancaroba masih banyak turun hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

"Masih banyak ditemui hujan dengan intensitas ringan sampai lebat tetapi hanya bersifat lokal," katanya.

Teguh menjelaskan pada pancaroba arah angin cenderung variabel atau berubah-ubah dengan kecepatan antara 5-30 kilometer per jam. "Namun demikian masih perlu diwaspadai adanya potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya banjir, angin kencang sesaat, hujan es, dan juga tidak menutup kemungkinan terjadi angin puting beliung akibat terjadi perubahan cuaca secara mendadak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement