Ahad 14 Nov 2021 20:30 WIB

Ratusan Bonsai Terbaik di Indonesia Tampil di Surabaya

Kota Surabaya menggelar Kontes Bonsai Nasional hingga 18 November.

Red: Nora Azizah
Pengunjung mengamati tanaman bonsai pada Pameran Nasional Bonsai Galuh Festival di Taman Lokasana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (25/10/2021). Pameran dan kontes tanaman bonsai yang diikuti 645 pohon bonsai dari berbagai daerah tersebut bertujuan meningkatkan nilai harga jual bonsai serta menjadi ajang komunikasi bagi para pecintanya.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Pengunjung mengamati tanaman bonsai pada Pameran Nasional Bonsai Galuh Festival di Taman Lokasana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (25/10/2021). Pameran dan kontes tanaman bonsai yang diikuti 645 pohon bonsai dari berbagai daerah tersebut bertujuan meningkatkan nilai harga jual bonsai serta menjadi ajang komunikasi bagi para pecintanya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan pohon bonsai terbaik milik para kolektor yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia dipamerkan di East Parking Area Ciputra World Kota Surabaya, Jatim, sejak 8 November dan berakhir 18 November 2021. Ketua Panitia acara Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya Andre Sutanto di Surabaya, Sabtu (13/11), mengatakan, Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya kali ini digelar untuk memperingati Hari Pahlawan.

"Sebanyak 950 pohon bonsai yang dipamerkan kali ini adalah bonsai-bonsai terbaik di daerahnya. Kami sangat bangga teman-teman mengeluarkan pohon-pohon terbaiknya untuk diikutsertakan dalam kontes," kata Andre.

Baca Juga

Ia menyebut, kontes bonsai ini juga terbagi menjadi lima kelas mulai dari kelas prospek atau pemula, regional, madya, utama, dan bintang. Bagi Andre, event kali ini bisa dibilang spektakuler karena bonsai yang dipamerkan mencapai 950 pohon.

"Ini adalah jumlah yang spektakuler dan rekor. Para juara-juara best in show berkumpul di Surabaya untuk bertarung memperebutkan siapa yang terbaik," katanya.

Meski demikian, Andre pun tak menampik pandemi juga berdampak signifikan terhadap geliat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bonsai. Selama hampir dua tahun terakhir, UMKM bonsai termasuk perputaran ekonomi di dalamnya ikut terhenti. 

Ia bersyukur situasi COVID-19 di Surabaya kini mulai melandai. Menurutnya, kalau tidak ada pameran bonsai, geliat UMKM dan semuanya tidak berjalan dengan lancar.

"Pendapatan untuk mereka (UMKM) juga tidak ada. Pengaruh juga terhadap pengrajin pot, budidaya bonsai, seniman bonsai hingga jual beli bonsai," kata dia.

Menurutnya, semua kalangan dapat berperan serta dalam pohon bonsai. Terlebih lagi, kaum milenial saat ini juga mulai menjadikan pohon bonsai sebagai investasi jangka panjang.

"Karena tidak ada bonsai itu tambah lama tambah murah (harganya). Tambah lama itu tambah mahal karena tingkat kematangan tinggi dan lain-lain," katanya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada saat meninjau pameran, Sabtu (13/11), menilai pameran dan kontes bonsai ini menunjukkan kreativitas dan kreasi UMKM bonsai bisa terus bergerak dan dijalankan seiring situasi COVID-19 di Surabaya melandai. Eri berharap, pameran dan kontes bonsai seperti ini dapat terus diadakan rutin ke depannya. UMKM yang bergerak di bidang bonsai bisa terus bergeliat dan khususnya bagi Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Surabaya.

"Sehingga pameran bonsai terus bisa bergerak, terus bisa berkembang. Tapi bukan berarti pamerannya menunggu nasional. Kalau Surabaya bisa mengadakan, tidak (harus) menunggu pameran nasional," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement