Kamis 09 Dec 2021 15:15 WIB

Warga Terdampak Erupsi Semeru Tersebar di 115 Titik Pos Pengungsian

Jumlah korban meninggal akibat erupsi Semeru mencapai 39 orang dan 13 orang hilang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Pengungsi beraktivitas di posko pengungsian Kantor Kepala Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12). Sebanyak 2.004 warga korban erupsi Gunung Semeru mengungsi di 19 titik pengungsian yang tersebar di 3 Kecamatan diantaranya Kecamatan Candipuro, Pronojiwo dan Pasirian. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi beraktivitas di posko pengungsian Kantor Kepala Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12). Sebanyak 2.004 warga korban erupsi Gunung Semeru mengungsi di 19 titik pengungsian yang tersebar di 3 Kecamatan diantaranya Kecamatan Candipuro, Pronojiwo dan Pasirian. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru terhitung meningkat pada Kamis (9/12). Data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada Rabu (8/12), penyintas berjumlah 6.022 jiwa yang tersebar di 115 titik pos pengungsian.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, posko akan terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang, dan Blitar. Sebaran jumlah penyintas paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang, sedangkan di Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554, Sumbersuko 302, Lumajang 271, Pasrujamber 212, Sukodono 204, Kunir 127, Tekung 67, Senduro 66, Padang 62, Jatiroto 59, Kedungjajang 50, Klakah 45, Yosowilangun 40, Rowokangkung 37, Ranuyoso 26, Randuagung 24, Tempusari 23 dan Gucialit 14.

Baca Juga

"Dalam rapat koordinasi posko yang digelar pada hari ini (9/12) sejumlah pelayanan dasar menjadi perhatian petugas di lapangan untuk dioptimalkan, misalnya operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas," kata Abdul Muhari dalam keterangan, Kamis (9/12).

Terkait alokasi tempat pengungsian, posko masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas. Selain pengungsian, erupsi juga berdampak pada aset warga seperti rumah warga dan hewan ternak.

Data sementara mencatat rumah terdampak 2.970 unit dan hewan ternak 3.026 ekor, dengan rincian sapi 764 ekor, kambing 684 dan unggas lainnya 1.578. Sementara itu, data sementara fasilitas umum (fasum) terdampak antara lain sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, fasilitas kesehatan 1 dan jembatan rusak 1.

Data korban jiwa per Kamis (9/12) tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13. Petugas di lapangan masih terus melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap warga meninggal. Sedangkan mereka yang hilang, tim SAR gabungan menargetkan waktu enam hari ke depan dengan fokus di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement