Kamis 06 Oct 2022 07:42 WIB

Aremania dan Bonek Mania Doa Bersama di Stadion Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan diharapkan jadi momen suporter Indonesia bersatu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang memegang lilin saat doa massal untuk para korban penyerbuan Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, 05 Oktober 2022. Presiden Indonesia telah memerintahkan penyelidikan dan audit ke semua stadion sepak bola di tanah air, untuk memastikan keamanan bagi Pendukung setelah sedikitnya 131 orang tewas dalam kerusuhan dan penyerbuan menyusul pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober 2022. Aremania dan Bonek Mania Doa Bersama di Stadion Kanjuruhan
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Orang-orang memegang lilin saat doa massal untuk para korban penyerbuan Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, 05 Oktober 2022. Presiden Indonesia telah memerintahkan penyelidikan dan audit ke semua stadion sepak bola di tanah air, untuk memastikan keamanan bagi Pendukung setelah sedikitnya 131 orang tewas dalam kerusuhan dan penyerbuan menyusul pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober 2022. Aremania dan Bonek Mania Doa Bersama di Stadion Kanjuruhan

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Suasana haru dan duka masih terasa di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Meskipun banyak masyarakat berlalu-lalang di stadion, suasana duka tak kunjung hilang.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, peristiwa tragedi Kanjuruhan nyatanya menyatukan suporter dari grup besar dan memiliki tingkat saing tinggi. Mereka adalah Aremania sebagai suporter Arema FC dan Bonek Mania selaku pendukung Persebaya Surabaya.

Baca Juga

Perwakilan dua suporter tersebut bertemu dalam kegiatan doa bersama di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu malam (5/10/2022). Perwakilan Bonek Mania Husein Gozali mengatakan kegiatan ini bukan bertujuan memperingati tragedi 1 Oktober.

Sebab, para korban yang merupakan Aremania ini merupakan para martir. "Tetapi kita berharap ini momen di mana suporter satu Indonesia, di mana kita seperti mendukung Timnas, kita bersatu," kata pria yang biasa disapa Cak Conk ini kepada wartawan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu.

Cak Conk tak mempermasalahkan apabila ada banyak suporter yang mendukung tim kebanggaannya masing-masing. Namun, itu pun hanya ditunjukkan selama 90 menit pertandingan berlangsung. Dia meyakini hal tersebut sebagai rivalitas yang sehat.

"Artinya kita tetap mendukung masing-masing. Kita ingin satu tribun dengan caranya kita masing-masing tanpa ada pertumpahan apapun yang mengorbankan nyawa manusia. Itu yang diartikan rivalitas sehat," kata Koordinator Tribun Green Nord ini.

Dia berharap tidak ada lagi pertaruhan nyawa dalam membela tim kesayangan masing-masing. Menurut dia, permasalahan tersebut jelas harus diselesaikan secepat mungkin. Hal ini berarti masing-masing suporter terutama Aremania dan Bonek Mania juga harus mengevaluasi diri.

Cak Conk meminta agar Aremania dan Bonek Mania bisa menjadi suporter yang elegan. Kemudian mampu menjadi suporter yang baik tanpa mengorbankan jiwa masing-masing. Dengan demikian, peristiwa tragedi Kanjuruhan tidak terjadi lagi ke depannya.

Hal yang pasti, kata dia, ini bukan bicara tentang perdamaian tetapi harus saling menghormati satu sama lain. "Karena kalau bicara perdamaian hanya di mulut saja, tetapi kita harus saling respect," kata dia.

Tragedi Kanjuruhan Malang telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Dua di antaranya dari anggota kepolisian, sedangkan lainnya dari kubu Aremania. Di samping itu juga dilaporkan ada banyak Aremania yang terluka, baik ringan, sedang dan berat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement