Ahad 17 Oct 2021 23:07 WIB

TNI Perbatasan Ikut Tradisi Nugal Padi Suku Dayak di Sintang

Masyarakat saling membantu bergotong royong menanam padi.

Red: Muhammad Fakhruddin
TNI Perbatasan Ikut Tradisi Nugal Padi Suku Dayak di Sintang (ilustrasi).
Foto: Antara/HS Putra
TNI Perbatasan Ikut Tradisi Nugal Padi Suku Dayak di Sintang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PUTUSSIBAU -- Personil Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia dari Yonif 144/JY ikut dalam tradisi nugal padi atau menanam padi secara tradisional yang dilakukan suku Dayak di perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Sintang Kalimantan Barat.

"Personil Satgas Pamtas ikut dalam tradisi nugal padi masyarakat suku Dayak yang sudah dilakukan turun temurun. Kami melihat dari tradisi itu memiliki nilai semangat gotong royong dan rasa persatuan masyarakat," kata Komandan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 144/JY Letkol Inf Andri Suratman di Putussibau Kapuas Hulu, Ahad (17/10).

Ia menjelaskan, personil Satgas terjun langsung bersama warga untuk menanam padi tradisi nugal di Dusun Sungai Enteli Desa Neraci Jaya, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang yang berlangsung sejak Sabtu (16/10).

"Masyarakat saling membantu bergotong royong menanam padi dari ladang satu ke ladang yang lainnya secara bergantian, tradisi peninggalan nenek moyang suku Dayak itu menunjukkan bahwa masyarakat hidup dengan rasa kebersamaan dan kekeluargaan dengan semangat gotong royong," ucap Andri.

Ia menjelaskan, kehadiran anggota Satgas Pamtas Yonif 144/JY ikut serta nugal padi, salah satu wujud kedekatan TNI dengan rakyat sehingga terwujud kemanunggalan TNI.Salah satu pemilik ladang Tinus (45) warga Desa Neraci Kecamatan Ketungau Hulu mengatakan nugal padi warisan peninggalan nenek moyang mereka yang sampai saat ini masih terus dipertahankan dengan cara berladang."Ladang kami tanami padi untuk memenuhi kebutuhan beras, saat menugal padi kami juga menggelar ritual adat sebelum benih padi kami tanam," jelas Tinus.Ia juga berterima kasih, kepada anggota Satgas Pamtas yang ikut serta bersama masyarakat adat berbaur, sehingga terjalin rasa kekeluargaan antara masyarakat dan TNI."Kami merasa Satgas Pamtas seperti bagian dari keluarga kami selaku masyarakat biasa tidak ada batas, saling membantu dan bersenda gurau," kata Tinus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement