Senin 27 Dec 2021 02:45 WIB

Ramai-Ramai Vaksinasi Berhadiah

Pemberian hadiah dapat meningkatkan antusiasme masyarakat untuk divaksinasi.

Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dari Sinovac kepada seorang warga saat pelaksanaan bervaksin sambil berbelanja, di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (3/11). Pemberian hadiah dapat meningkatkan antusiasme masyarakat untuk divaksinasi.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dari Sinovac kepada seorang warga saat pelaksanaan bervaksin sambil berbelanja, di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (3/11). Pemberian hadiah dapat meningkatkan antusiasme masyarakat untuk divaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MARTAPURA -- Ati sungguh beruntung. Warga Desa Cintapuri RT 03, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, itu mendapatkan hadiah umrah dalam undian gebyar vaksinasi yang dilaksanakan Polres Banjar.

Ibu rumah tangga yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) itu pun berlinang air mata penuh haru ketika disambangi petugas dari Bhabinkamtibmas dan Babinsa desa setempat membawa kabar gembira tersebut ke rumahnya. "Alhamdulillah, jalan menuju rumah Allah SWT saya dapatkan melalui vaksinasi COVID-19, terima kasih Kapolda Kalsel, Kapolres Banjar, Bupati dan Dandim sudah memberikan hadiah umrah ini," ucap Ati sambil berlinang air mata.

Baca Juga

Total ada enam hadiah umrah disediakan bagi warga Kabupaten Banjar yang divaksinasi. Tiga dari Bupati Banjar Saidi Mansyur, dua dari Kapolres Banjar AKBP Doni Hadi Santoso dan satu dari Dandim 1006/Banjar Letkol Inf Imam Muchtarom.

Sebagai bentuk apresiasi atas inovasi terobosan dari Polres Banjar dan forkopimda itu, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto menghadiri langsung pengundian hadiah yang berlangsung di Aula Institut Agama Islam Darusalam (IAID) Martapura. Menurut Rikwanto, vaksinasi berhadiah jadi pemicu antusiasme warga agar mau sekaligus sebagai apresiasi pemerintah dan TNI-Polri kepada masyarakat yang telah bersedia divaksinasi.

"Kalau memang terobosan seperti pemberian hadiah ini bisa meningkatkan warga mau divaksinasi, silahkan wilayah berinovasi sesuai kearifan lokal masing-masing," katanya.

Diakui Kapolda, saat ini capaian vaksinasi di Kalsel sudah tembus di atas 60 persen. Dengan kecepatan suntikan 1,6 persen per hari, maka sisa waktu menuju akhir tahun diyakininya target 70 persen bisa tercapai.

"Seperti di Kabupaten Banjar, akselerasinya kini 6.000 orang per hari, maka 70 persen di akhir tahun Insya Allah tercapai," tuturnya.

Tak hanya di Kabupaten Banjar, sejumlah wilayah lain seperti Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Laut juga menyediakan hadiah besar bagi peserta vaksinasi di akhir tahun ini. Polresta Banjarmasin bahkan sudah mengundi lima hadiah pada pekan pertama bagi vaksinasi terhitung 13 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.

Kelima warga yang beruntung itu adalah Samsul Arifin mendapat 1 unit TV 42 inch, Fuji Astuti 1 unit kulkas, Lisa Amami 1 unit mesin cuci, Siti Raudah 1 unit TV 42 inch dan Siti Nurhasanah 1 unit setrika. Sedangkan hadiah utama satu unit sepeda motor bakal diundi pada pekan terakhir bagi masyarakat yang melaksanakan vaksinasi di Pos Tahun Baru depan Duta Mall Banjarmasin.

Sementara Polres Tanah Laut bersama forkopimda setempat menyediakan tiga unit sepeda motor dan 18 kompor gas bagi penerima vaksin tanggal 20 Desember 2021 sampai 3 Januari 2022.

Ikhtiar untuk sehat 

Pakar antropologi masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Nasrullah mengatakan ramai-ramai vaksin berhadiah menunjukkan fenomena bahwa masyarakat lebih berorientasi kepada hadiah dibanding vaksin. Dengan kata lain, vaksinasi sebagai ikhtiar tindakan preventif mencegah dan menguatkan diri dari COVID-19 belum sepenuhnya sampai kepada kesadaran per sonal.

Menurut Nasrullah, fenomena itu menunjukkan dua hal. Pertama, ajakan kebaikan melalui menjaga kesehatan belum sepenuhnya diterima oleh kalangan masyarakat, sehingga membutuhkan stimulus berupa hadiah. Sekecil apapun hadiah tersebut, ternyata sangat bermakna. Ini menunjukkan masyarakat membutuhkan sesuatu yang konkrit atau bersifat materialistis yang dapat disentuh, dilihat dan dirasakan.

 

Sementara konsep sehat dan sakit, masih dilihat sebagai sesuatu yang abstrak dan baru dirasakan jika benar-benar dialami. Fenomena ini dapat dilihat dalam literatur Antropologi sebagai The Gift, form and function of exchange in archaic societies yang diterjemahkan dalam buku pemberian: bentuk dan fungsi tukar-menukar di masyarakat kuno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement