Rabu 28 Sep 2022 20:30 WIB

Jalan Nasional di Kalsel Longsor ke Lubang Tambang Batu Bara

Maraknya tambang batu bara dinilai jadi penyebab jalan nasional Kalsel longsor

Red: Nur Aini
Tambang batu bara (ilustrasi) Jalan nasional di wilayah Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan longsor ke lubang tambang batu bara.
Foto: Wikipedia
Tambang batu bara (ilustrasi) Jalan nasional di wilayah Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan longsor ke lubang tambang batu bara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Jalan nasional di wilayah Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan longsor ke lubang tambang batu bara. Dampaknya mengakibatkan laju mobilitas barang hingga orang terganggu.

Kepal Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel Syauqi Kamal mengatakan dampak peristiwa longsor pada Rabu (28/9/2022) dini hari itu menghancurkan jalan nasional sepanjang 200 meter dan 20 meter berstatus rawan ambruk.

Baca Juga

"Faktor penyebab longsor karena ada perubahan kondisi lingkungan di sisi jalan nasional," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanah Bumbu Hairil Bakri menjelaskan dampak lainnya, yaitu ada 27 rumah rusak karena retak dan satu buah rumah tanpa penghuni ikut ambruk ke lubang galian.

"Tidak ada korban jiwa," katanya di lokasi saat dikonfirmasi.

Hingga kini, penyebab longsor yang merugikan negara dan masyarakat itu, baik dari segi materiil hingga lingkungan hidup ini masih belum bisa dipastikan pihak BPBD Tanah Bumbu.

"Secara resmi kita belum menetapkan penyebabnya. Saat ini masih dilakukan verifikasi data lapangan," katanya.

Namun demikian, kata dia, banyak masyarakat menilai penyebab longsor tersebut karena maraknya aktivitas pertambangan batu bara.

"Jarak lubang tambang dengan jalan nasional sekitar satu meter," katanya.

Terkait jalur alternatif, pihak berwenang di Tanah Bumbu saat ini menjadikan jalan angkutan batu bara sebagai perlintasan sementara. Menyusul itu, BPJN Kalsel dalam waktu dekat segera membangun jalur alternatif di sisi jalan nasional yang rusak. Hal itu disebut penting dilakukan agar aktivitas transportasi tetap bergerak, misalnya distribusi pangan dan energi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement