Rabu 27 May 2020 00:39 WIB

Empat Guru Tewas Tenggelam di Ogan Ilir Saat Hendak Ziarah

Mereka berniat ziarah ke Makam Said Umar Bagindo Sari, tokoh agama wilayah setempat.

Red: Andi Nur Aminah
Korban tenggelam (ilustrasi).
Foto: Antara
Korban tenggelam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Empat orang guru di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan tewas akibat perahu 'ketek' yang ditumpangi tenggelam di Sungai Ujung Tanjung, Desa Tanjung Atap. Keempat guru tersebut berniat hendak ziarah.

Kapolsek Tanjung Batu AKP Mujamik Harun, Selasa (26/5) mengatakan empat guru yang tenggelam tersebut merupakan rombongan 12 orang dari Lembaga Pendidikan Nurul Yaqin. Mereka berniat ziarah ke Makam Said Umar Bagindo Sari yakni tokoh agama wilayah setempat.

Baca Juga

"Perahu tenggelam pukul 12.30 WIB, informasinya perahu yang ditumpangi rombongan itu kelebihan kapasitas, normalnya untuk tujuh orang tapi ditumpangi 13 orang," ujar AKP Mujamik Harun dihubungi dari Palembang.

Empat orang meninggal yakni WA (perempuan 31 tahun), R (perempuan 30 tahun), MAP (laki-laki 31 tahun) dan D (perempuan 28 tahun). Sedangkan sembilan orang lainnya termasuk sopir ketek selamat dan sempat mendapat perawatan di Puskesmas setempat lalu kembali ke rumah masing-masing.

Kejadian berawal dari empat orang yang naik ke perahu tersebut dari dermaga sungai milik warga bernama Zainal. Namun perahu dalam kondisi mesin mati dan terpaksa didayung.

Lalu setibanya di Dermaga Desa Tanjung Atap empat orang itu meminta Zainal menaikkan delapan rekannya yang sudah menunggu, tetapi ditolak dengan alasan perahu tidak muat. Zainal justru menawarkan untuk mengangkut para rombongan dua kali penyeberangan.

Para rombongan justru menolak dan tetap meminta diantarkan satu kali penyeberangan sekaligus. Akhirnya dipenuhi dengan kondisi perahu masih didayung karena mesin mati.

Akhirnya mesin menyala ketika perahu sudah berada di tengah sungai, naas tak lama setelah menyala perahu justru oleng dan terbalik hingga semua penumpang tercebur ke sungai, warga setempat ramai-ramai menyelamatkan para korban.

"Sebenarnya penumpang bisa berenang, hanya saja kondisi di dalam sungai ada rumput-rumput yang kalau kaki digerakkan jadi makin lengket, orang setempat menyebutnya 'kumpi'," kata AKP Mujahik menambahkan.

Sedangkan jarak makam dari lokasi kejadian sekitar satu kilometer dan memang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu. Dia mengatakan, para korban yang meninggal rencananya akan dikebumikan pada Rabu (27/5).

Sementara pihak kepolisian akan mendalami kejadian naas tersebut. Penyelidilkan bertujuan mengetahui ada tidaknya unsur kelalaian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement