Senin 31 Aug 2020 16:09 WIB

Tambah 29, Total Nakes Positif Covid-19 di Batam 76 Orang

Para nakes diduga tertular Covid-19 dari rekan kerja tempat mereka bertugas.

Red: Andri Saubani
Petugas medis melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) Covid-19 terhadap sejumlah pedagang di Pasar Botania 2, Batam, Kepulauan Riau. (ilustrasi)
Foto: ANTARA /M N Kanwa
Petugas medis melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) Covid-19 terhadap sejumlah pedagang di Pasar Botania 2, Batam, Kepulauan Riau. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam Kepulauan Riau, hingga Senin (31/8) mencatat total 76 orang tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di sejumlah fasilitas kesehatan di daerah setempat terpapar virus corona. Pada hari ini, ada tambahan 29 nakes positif Covid-19 di Batam.

Gugus Tugas menyebutkan pada Senin terdapat sebanyak 29 orang tambahan tenaga kesehatan yang positif Covid-19 bersama 17 warga kota lainnya, termasuk dua orang petugas administrasi yang bekerja di lingkungan rumah sakit. Berdasarkan catatan Gugus Tugas, 29 orang tenaga kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19 di Batam bertugas di RSUD Embung Fatimah dan RS Elisabeth Lubuk Baja yang tertular dari rekan di lingkungan tempatnya bertugas.

Baca Juga

Selain itu, juga terdapat masing-masing seorang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Cate dan Puskesmas Sekupang. Seluruh tenaga kesehatan itu masuk dalam klasifikasi asimptomatik.

Sementara itu, menanggapi banyaknya tenaga kesehatan, termasuk tenaga di puskesmas yang terpapar virus corona, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengingatkan seluruh masyarakat untuk menghindari makan beramai-ramai di tempat tertutup.

"Saya sudah mengimbau ke anggota yang di puskesmas, ini bisa dipakai sebagai imbauan untuk masyarakat banyak, mereka tidak boleh makan bersama-sama di dalam ruangan tertutup," kata Didi.

Saat makan itu pasti masker penutup hidung dan mulut pasti dibuka.

"Belajar dari kasus kedai kopi di Korea Selatan, empat orang pramusajinya justru tidak ada yang kena, tetapi semua pengunjungnya kena, karena saat bekerja mereka (pramusaji) tetap mengenakan masker," kata dia.

Sedangkan pengunjung membuka masker saat makan dan minum.

"Dan memang sesuai dengan ranking risiko yang tinggi-tinggi itu adalah itu makan di restoran atau kafe di tempat yang tertutup atau menghadiri acara resepsi lain di ruang tertutup," kata Didi.

photo
Pasien berbohong ke dokter (ilustrasi) - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement