Rabu 19 Jan 2022 17:46 WIB

Pembeli Minyak Goreng Rp 14 Ribu di Lampung Dibatasi Dua Liter

Harga minyak sudah turun, tapi pembeli tetap dibatasi hanya boleh membeli dua liter.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja menata minyak goreng kemasan yang dijual di salah satu minimarket dengan harga Rp 14 ribu per liter mulai Rabu (19/1/2022)
Foto: ANTARAHafidz Mubarak A
Pekerja menata minyak goreng kemasan yang dijual di salah satu minimarket dengan harga Rp 14 ribu per liter mulai Rabu (19/1/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah serentak memberlakukan harga jual minyak goreng Rp 14 ribu per liter mulai Rabu (19/1/2022). Sejumlah toko ritel moderen di Kota Bandar Lampung membatasi pembelian minyak goreng dalam kemasan berbagai merek dua liter seharga Rp 14 ribu per liter.

Beberapa toko ritel moderen yang dekat dengan permukiman penduduk di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, Rabu (19/1/2022), telah menurunkan harga jual minyak goreng kemasan berbagai merek. Pengelola toko ritel tersebut telah memasang label harga baru Rp 14 ribu untuk minyak goreng kemasan per liter.

Baca Juga

“Memang sudah turun, tapi pembeli tetap dibatasi hanya boleh beli dua liter,” kata Rina (25 tahun), petugas Toko Ritel Moderen Indomaret, Kemiling, Bandar Lmapung.

Pembatasan pembelian minyak goreng tersebut, ujar dia, perintah dari atasannya, untuk mencegah terjadinya pembelian besar-besar dari konsumen. Apalagi setelah harga minyak goreng mahal di pasaran. Ia tidak memasalahkan jika ada yang membeli dua sampai tiga kali, namun tetap dibatasi dua liter.

Harga jual minyak goreng juga sama dijual toko ritel lainnya seperti Alfamart, Chandra Supermarket, Superindo, dan juga Indogrosir. Toko ritel moderen tersebut mendapat amanah dari pemerintah pusat melalui Asosiasi Pengusah Ritel Indonesia, terkait dengan harga jual minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter.

Sedangkan harga jual minyak goreng di warung dan pasar tradisional Kota Bandar Lampung masih mahal kisaran Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu per liter. Pedagang belum bisa menurunkan harga jual minyak goreng kemasan tersebut, lantaran harga beli sebelumnya dari agen sudah mahal. 

“Kalau kami jual sama dengan mereka (toko ritel moderen), kami rugi. Karena modal belinya saja sudah mahal,” kata Agus (54 tahun), pemilik warung di Tanjungkarang Barat.

Menurut dia, harga minyak goreng kemasan yang dipatok pemerintah Rp 14 ribu per liter dijual di toko ritel moderen, memang memukul harga jugal di warung dan pasar tradiional. Tapi, kata dia, pedagang tidak bisa melawan harga pasar, sebab yang murah tetap dibeli orang.

Penurunan harga jual minyak goreng Rp 14 ribu per liter disambut gembira pedagang gorengan di Kota Bandar Lampung. Menurut Pupung, harga minyak goreng yang mahal dua kali lipat sebelumnya membuat pedagang rugi, dan terpaksa menaikkan harga jual eceran gorengan.

“Kalau memang turun selamannya, kami pedagang kecil senang. Karena harga minyak goreng sekarang dua kali lipat dari sebelumnya terasa berat sekali,” kata Pupung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement