Jumat 25 Feb 2022 15:27 WIB

Gempa Rusak Dinding Kamar Hunian Lapas Talu Pasaman

Belum ada rencana pemindahan ratusan tahanan tersebut karena melihat perkembangan.

Red: Agus raharjo
Kondisi rumah warga yang rusak akibat gempa bumi di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022). Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menyebabkan sejumlah bangunan di daerah tersebut rusak.
Foto: Antara/Altas Maulana
Kondisi rumah warga yang rusak akibat gempa bumi di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022). Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menyebabkan sejumlah bangunan di daerah tersebut rusak.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Gempa bermagnitudo 6,2 merusak dinding kamar hunian warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Talu. Gempat yang terjadi berpusat di Pasaman Barat, Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat sekitar pukul 08.39 WIB.

"Akibat gempa tadi pagi empat dari delapan kamar hunian mengalami retak di bagian dinding," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumbar R Andika Dwi Prasetya, di Padang, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan dengan retaknya dinding tersebut maka pihak Lapas Talu harus memperkuat pengamanan karena dinilai rawan gangguan keamanan. "Kami menambah jumlah petugas serta meminta penguatan dari TNI dan Polri untuk pengamanan, untuk korban jiwa tidak ada," katanya.

Selain meretakkan dinding kamar hunian, gempa juga mengakibatkan pecahnya keramik lantai Lapas yang kini dihuni 129 warga binaan dan pegawai sebanyak 24 orang. Andika mengatakan untuk sementara belum ada rencana pemindahan ratusan tahanan tersebut karena melihat perkembangan situasi.

"Dinding yang retak kami upayakan segera diperbaiki karena tergolong rawan, untuk pemindahan tahanan belum ada rencana karena melihat perkembangan situasi," katanya.

Andika mengatakan pihaknya tengah berupaya menenangkan situasi dan meredakan kecemasan warga binaan akan datangnya gempa susulan. "Pegawai terus berusaha menenangkan situasi, karena memang (situasi) sempat khawatir dan panik saat gempa terjadi," katanya.

Pada bagian lain, dampak gempa juga telah menyebabkan kerusakan di bagian atap serta plafon, listrik padam Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Pasaman serta merobohkan dinding dapur yang tengah direhabilitasi. Andika menyatakan bahwa seluruh jajarannya menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) Darurat Bencana dan Bahaya dalam kondisi bencana.

Khusus untuk UPT Pemasyarakatan, seluruh warga binaan baik narapidana atau tahanan dikeluarkan dari blok hunian kemudian dikumpulkan pada satu titik tempat terbuka. "Sesuai SOP seluruh WBP dikumpulkan di titik kumpul, dan segala kegiatan serta program dihentikan sementara untuk mengantisipasi gempa susulan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement