REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menyebut hubungan antara pihaknya dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, beserta jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II selama ini terjalin harmonis meski DPD tetap kritis terhadap beberapa kebijakan Pemerintah karena posisinya sebagai mitra yang saling melengkapi sekaligus penyeimbang dalam melaksanakan fungsi checks and balances. Eks peserta konvensi Partai Demokrat (PD) ini berharap hubungan yang begini terus terjalin dalam periode mendatang (2014-2019).
“Kami berharap, DPD periode mendatang bisa jauh lebih baik lagi kinerjanya,” tutur Irman yang terpilih kembali menjadi senator asal Sumatera Barat dalam rilisnya ke Republika.
Pada periode mendatang, ditambahkannya, senator yang baru terpilih berjumlah 79 orang, 53 orang senator yang lama (petahana) terpilih kembali, dan sebagian senator periode sekarang berkarir di tempat lain seperti menjadi anggota DPR (12 orang). Dia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangsempurnaan pengabdian selama ini.
“Atas nama pimpinan dan anggota DPD, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kehadiran Presiden dan Wakil Presiden yang selalu memenuhi undangan kami.” Menurutnya, buka puasa hari ini yang terakhir, karena tidak lama lagi masa tugas DPD dan Presiden akan berakhir. Sebagai anggota dan Ketua DPD, masa tugasnya akan berakhir tanggal 30 September. Jika nanti masih diberi amanat oleh anggota DPD yang dilantik tanggal 1 Oktober, Irman berniat akan memimpin DPD periode 2014-2019. “Bisa kami undang Bapak sebagai presiden ke-6 dan wakil presiden ke-10.”
Dia berterimakasih kepada pemerintahan Yudhoyono atas penyelenggaraan pemilu dan meminta semua pihak untuk menunggu ketetapan KPU seraya menjaga kedamaian.
Dia juga berterimakasih kepada penyelenggara pemilu, yaitu KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu); partai, Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri), media massa, dan masyarakat luas karena pelaksanaan pemilu yang aman, tertib, dan lancar. “Siapapun yang terpilih nanti, tentu saja adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
“Sambil menunggu penetapan KPU tanggal 22 Juli nanti, biarlah suasana kedamaian dan kebersamaan tetap kita jaga dan pelihara. Perbedaan pilihan politik adalah suatu keindahan demokrasi yang harus kita tata karena menjadi tolak ukur praktek demokrasi ke depan.” Dia berharap, dalam momentum Ramadhan ini semua pihak saling menghormati dan menghargai sebagai cerminan kedewasaan berdemokrasi dalam konteks vertikal (habluminallah) dan horizontal (habluminannas).
Berlokasi di kediaman dinas Jl Denpasar Raya Blok C3 No 8 Jakarta, Senin, (14/7/2014), Ketua DPD Irman Gusman berbuka puasa bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dalam suasana yang penuh keakraban dan bahagia. Presiden dan Wakil Presiden tiba bersama istrinya masing-masing, Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono dan Herawati Boediono. Adapun Irman didampingi istrinya, Liestyana Rizal Gusman.
Presiden tiba pukul 16.50 WIB. Mengenakan kemeja senada dengan Ketua DPD, dia disambut Irman yang memakai kemeja warna ungu. Mereka beriringan memasuki rumah. Di dalam rumah, Wakil Presiden telah menunggu. Tenda besar bernuansa emas dan krem berdiri di depan rumah. Pukul 17.00 WIB, acara dimulai dengan sambutan shohibul bait Ketua DPD, ceramah agama profesor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Zainun Kamaludin Faqih, sepatah dua patah kata Presiden seperti lazimnya Ramadhan lalu, kemudian berbuka puasa seiring kumandang azan Maghrib.
Acara berbuka puasa bersama Presiden saban Ramadhan bergilir di kediaman dinas para pimpinan lembaga negara. Acara ini sekaligus ajang bersilaturahim para pimpinan lembaga negara. Sebelumnya, Presiden berbuka puasa bersama di rumah dinas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie di Jl Widya Chandra III No 10 Jakarta, Jumat (11/7/2014). Dalam pertemuan Presiden bersama pimpinan DPR, DPD, dan MPR di Kompleks MPR/DPR/DPD lebih sepekan lalu (Senin, 7/7/2014), mereka juga membahas isu terkini di dalam negeri, khususnya pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden serta penentuan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih.