REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman mengatakan, daerah saat ini masih belum bisa mandiri. Daerah perlu mencari peluang yang bisa meningkatkan pendapatan dan tidak tergantung dari APBD.
"Kalau masih tergantung dari dana pusat berarti belum mandiri," kata Irman setelah acara Rapat Kerja Nasional "Revitalisasi BUMD, Pemantapan Penerapan PKK-BULD dan Optimalisasi Pengelolaan BMD" di Jakarta, belum lama ini.
Ia mencontohkan kemandirian daerah yang sudah bisa dicapai Amerika Serikat. Kemajuan Amerika Serikat tidak berdiri sendiri, justru kekuatan negara hadir karena didukung dari kemandirian daerah yang tidak terlalu bergantung pada pemerintahan pusat.
Daerah yang mandiri mampu menghasilkan dana dari potensi yang dimiliki. Irman menyayangkan, saat ini pemerintah daerah belum bisa memanfaatkan aset-aset yang bisa digali dari daerah tersebut.
Dengan mendorong daerah lebih kretif dan inovatif maka akan berefek pada kontribusi perekonomian negara. Daerah diharapkan dapat berkontribusi pada negara dengan tidak hanya menjemput bola untuk membuka peluang usaha. Berikutnya daerah harus dapat membuka peluang dengan menarik investor untuk menanamkan modal agar membuka peluang kerja lebih besar.
Hal tersebut sejalan dengan target Indonesia pada tahun tahun 2050 untuk menjadi ekonomi nomor 4 terbesar dunia, setelah Cina, Amerika, dan India. Sedangkan target tahun 2030, Indonesia diharapkan berada pada nomor 7 di dunia, mengalahkan Prancis dan Jerman.
"Pada saat itu pendapaatan per kapita kita 10 ribu dolar yang sekarang masih 4 ribu," ujarnya.
Target yang besar tersebut menjadi pekerjaan besar yang harus dicapai. Salah satu cara mencapainya, menurut Irman dengan membuat daerah bisa mandiri dan ikut berkontribusi meningkatkan ekonomi Indonesia.