Jelang MEA, SDM Indonesia Perlu Perkuat Skill dan Bahasa

Rabu , 30 Sep 2015, 17:56 WIB
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.
Foto: DPR
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengingatkan pentingnya sektor pendidikan untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Pada akhir tahun nanti, MEA dibagi menjadi tiga cluster yakni cluster ekonomi, cluster politik keamanan, dan cluster sosial budaya.

Menurut dia, sektor pendidikan berperan penting di bidang Sumber Daya Manusia. Diharapkan, pendidikan kepada SDM Indonesia bukan hanya meliputi teori saja, tetapi juga pengasahan keterampilan. “Kita harus menyiapkan pendidikan, yang tidak hanya teori saja, tetapi juga juga skill labour. Skill labour harus bersaing, yang meliputi diantaranya kemampuan bahasa dan kemampuan skill yang harus diperkuat. Salah satu tantangan besar dunia pendidikan nasional kita adalah menanamkan kesadaran kolektif sebagai bangsa yang perlu berjuang keras untuk mencapai kemajuan, mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain dalam banyak aspek,”  ujar politikus F-PAN itu.

Taufik menilai, kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal. Untuk itu, Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa digunakan baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar.

DPR, sebagai mitra kerja Pemerintah, kata Taufik, sudah melakukan berbagai upaya dalam persiapan menghadapi MEA. DPR sepakat untuk mendukung pemerintah, khususnya dalam meningkatkan daya saing dan menyiapkan strategi politik terkait dengan pendidikan dalam menciptakan skill labour yang lebih berkualitas.

“Kita harapkan ini bukan hanya suatu format abstrak saja, tetapi betul-betul kita dukung program dan terobosan dari Pemerintah. DPR akan mendukung terkait dengan penganggaran, aspek pengawasan, tentunya dukungan dari sisi legislasi yang dapat mendukung persiapan menuju MEA ini,”  kata Taufik.

Taufik mengingatkan, perdagangan bebas kawasan adalah merupakan peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, dapat membuka akses luas pasar bagi industri dalam negeri yang semakin meningkat. Namun, di sisi lain apabila Indonesia tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka justru akan menjadi pasar bagi membajirnya produk asing yang dapat menghancurkan kemampuan produktif dalam negeri sendirii.