REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi VIII DPR RI mengapresiasi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang dilakukan di Senayan, Senin (7/3) lalu.
Dukungan Dukungan tersebut terkait pernyataan presiden yang menyerukan memboikot produk Israel di hadapan 657 perwakilan dari 55 negara.
Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan ada beberapa hal yang dapat diambil dari pernyataan tersebut. "Pertama, mencari satu semboyan bersama antara negara-negara OKI terhadap pendudukan Palestina," ujar dia, Ahad (13/3).
Saleh menuturkan boikot tersebut diharapkan dapat menyamakan semua negara Islam yang tergabung di dalam OKI. Maka boikot produk Israel dapat menjadi semboyan utama ke depannya.
Kedua kalau memang betul boikot produk Israel dilakukan, setidaknya Israel tidak dapat memasarkan barang-barangnya di negara-negara OKI atau Islam.
"Bahkan untuk negara yang di luar OKI, diharapkan untuk bisa ikut," kata dia.
Untuk itu, pernyataan presiden Jokowi mengajak negara-negara OKI memboikot produk negara zionis tersebut penting. Karena jika produk mereka tidak dapat masuk ke banyak negara, sudah tentu stabilitas ekonomi internal mereka terganggu.
"Itu menyebabkan peralatan tempur mereka tidak ada dan berkurang kualitasnya," tutur dia.
Memang secara ekonomi Israel akan dapat terganggu jika boikot tersebut benar dilakukan. Kemudian pernyataan Jokowi di OKI tidak perlu diklarifikasi lagi, karena pernyataannya sudah tersebar di media.
"Sebab belakangan di Istana mengatakan yang diboikot bukan produknya, namun tindakannya," kata dia.
Saleh mengatakan sebuah pernyataan itu bisa bermakna jika benar memboikot produk Israel. Sementara jika hanya memboikot tindakan mereka, sejak dulu sudah banyak negara-negara yang melakukannya.
Namun karena hanya bentuk keprihatinan saja, sehingga sampai hari ini tidak ada hasilnya.