REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPR Ade Komarudin mengagumi nilai-nilai kejujuran yang dimiliki anggota Polres Malang, Bripka Seladi yang rela memulung disela-sela tugasnya di Kepolisian daripada menerima suap mengurus pembuatan Surat Izin Mengemudi.
"Saya membaca kisah inspiratif Bripka Seladi di media, saya kaget dan bersyukur bahwa masih ada seorang Polisi yang mengutamakan kejujuran dalam bekerja dibandingkan pilihan-pilihan lain yang tidak kita kehendaki," kata Akom di Ruang Rapat Pimpinan DPR, Jakarta, Senin.
Akom mengatakan apa yang dilakukan Seladi yang menjadi pemulung sampah sebagai penghasilan tambahan di luar jam dinas, mengajarkan masyarakat arti kerja keras dan etos kerja sebagai Polisi.
Menurut dia, Seladi sebenarnya punya pilihan mendapatkan "penghasilan" tambahan dari masyarakat yang membuat SIM agar bisa segera keluar.
"Beliau di Polresta Malang adalah petugas di bagian SIM yang bisa dapat tambahan dari orang yang ingin SIM cepat keluar, namun itu tidak dilakukannya," ujarnya.
Politikus Partai Golkar itu menilai apa yang dilakukan Seladi maka semangat Revolusi Mental akan berhasil diwujudkan karena mengajarkan semua pihak mengutamakan kejujuran.
Menurut dia, mewujudkan kejujuran dalam bekerja merupakan hal yang gampang diucapkan namun tidak mudah dijalankan karena banyak godaannya, baik kultural dan struktural.
"Kejujuran merupakan hal yang mahal di Indonesia, gampang mengucapkan namun tidak mudah menjalankannya karena banyak godaan secara kultural dan struktural," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Bripka Seladi mengatakan dirinya memulung di luar jam dinas di Polres Malang yang dilakukan sejak pukul 18.00 WIB hingga larut malam.
Menurut dia, kegiatannya itu dilakukan untuk menambah penghasilannya sebagai Polisi karena gajinya tidak mencukupi kehidupan keluarganya.
"Awal saya memulung di tahun 2004 karena saya terjepit masalah biaya anak sekolah masuk Sekolah Dasar sehingga saya memilih mulung," ujarnya.
Dia mengaku selama 16 tahun tidak terima suap dalam tugasnya di Kepolisian sehingga ketika ada yang tidak lulus ujian SIM, dirinya enggan meluluskan meskipun dijanjikan imbalan.