REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V menyesalkan berbagai kejadian tidak mengenakkan yang dialami maskapai Lion Air. Baru-baru ini, Lion Air mengalami insiden salah antar penumpang. Sebelumnya, penerbangan Lion Air juga sempat bermasalah karena pilot mogok kerja.
Anggota Komisi V dari Fraksi PDIP Yosef Umar Hadi menyesalkan atas kejadian beberapa waktu lalu, dan jangan membuat pihak Lion Air patah semangat namun bisa mengambil hikmahnya. Dia berharap penerbangan di Indonesia ini menjadi tamu dinegeri sendiri.
“Kita semua harus sama-sama saling introspeksi dan mencari mana-mana yang masih lemah, kita semua tentunya tidak sempurna, apakah itu pilot, pramugari, direksi, karyawan termasuk regulator pasti mempunyai kelemahan, jangan terus saling menyalahkan, harus dengan kepala dingin, dan ambil hikmahnya," ujar Yosef, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Lion Air, Selasa (24/5).
Direktur Operasional Lion Aor Daniel Putut menyampaikan keseriusan perusahaannya dalam industri penerbangan tanah air. Putu juga mengundang anggota Komisi V untuk meninjau fasilitas Lion Air di Balaraja, Tangerang.
"Kami ingin menunjukkan seriusnya kami dalam organisasi dan bisnis. Kami memikirkan bisnis dalam jangka panjang dan terukur," ujarnya.
Lion Air telah menyiapkan fasilitas seluas 50 hektar untuk gedung perkantoran dan juga 1500 rumah pegawai. Menurut dia, perusahaan siap untuk menghadapi bisnis 10 hingga 20 tahun ke depan.
Usai rapat, Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Prancis dihadapan wartawan menjelaskan, Komisi V DPR telah mencatat aspirasi, rekomendasi yang telah dikemukakan oleh pihak manajemen Lion Air. Nantinya, hasil ini akan dibawa dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Perhubungan khususnya Dirjen Perhubungan Udara.
Fary pun menegaskan, bahwa dalam hal ini posisi Komisi V DPR mengacu pada UU dan fokus kepada hasil rekomendasi dari Panja Keselamatan Keamanan dan Kualitas Penerbangan Nasional.
“Namun tentunya, yang perlu ditekankan, pesan dari kami di Komisi V DPR bahwa kita mencintai Lion Air dalam rangka memberikan pembelaan, tidak dalam rangka untuk membinasakan, terlebih berkaitan dengan maskapai penerbangan yang telah memberikan dukungan penuh terhadap bangsa dan negara kita,” kata Fary.