REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat Robert O Blake hari ini berpamitan dengan Ketua DPR Ade Komarudin. Robert tidak lama lagi akan kembali ke negaranya karena masa kerjanya sudah habis di Indonesia.
"Tadi mohon pamit untuk kembali ke Amerika, karena sudah selesai menjalankan tugas selaku duta besar, penggantinya baru ada bulan September," kata Ade, usai menerima Robert di ruang kerjanya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).
Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Akom, sapaan akrab Ade, banyak hal yang didiskusikan, mulai dari korupsi, terorisme hingga narkoba. Selain itu, mereka juga membahas hubungan antar parlemen baik DPD, DPR dan MPR.
"Kita tadi menyampaikan semacam apresiasi atas pekerjaannya selama di Indonesia," ucapnya.
Robert, kata dia, manyak melakukan kunjungan ke berbagai tempat, serta sangat bersahabat dengan banyak kalangan, termasuk organisasi islam yaitu Muhammadiyah dan NU. Robert juga dinilai banyak memberikan pemahaman tentang kemajemukan suka dan agama di Indonesia.
Robert mampu memberikan penguatan hubungan antara Indonesia dan Amerika tanpa cacat. Namun, Akom menyatakan mereka lebih banyak membicarakan isu terorisme. Menurutnya, DPR terbuka atas masukan dari Amerika Serikat soal substansi UU tersebut.
Ia menyampaikan kepada Robert, di Indonesia, adalah hal biasa dimana pemikiran Islam ada yang moderat dan garis keras. Sehingga, pembahasannya pasti nanti ada pro-kontra baik di parlemen maupun pemerintah.
Ia mengklaim, tidak mudah menyelesaikan revisi UU Terorisme, meski ia berharap bulan Oktober nanti bisa selesai. "Lebih cepat lebih baik, tapi tanpa menafikan substansinya. Itu tergantung dari dinamika perdebatan di Parlemen antara pemerintah dan DPR, dan aspirasi dari masyarakat," kata Akom.