Agenda Penurunan Harga Daging Bikin Sengsara Peternak Lokal

Jumat , 15 Jul 2016, 16:11 WIB
Seorang pedagang daging sapi melayani pembeli, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (4/7). Pasca Lebaran harga daging sapi masih stabil Rp 130.000 ribu per kilogram. (Mahmud Muhyidin)
Foto: Mahmud Muhyidin
Seorang pedagang daging sapi melayani pembeli, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (4/7). Pasca Lebaran harga daging sapi masih stabil Rp 130.000 ribu per kilogram. (Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi meminta pemerintah membuat kebijakan pengendalian harga daging dengan spesifikasi jenis-jenisnya. Jika pemerintah ingin menurunkan harga daging segar lokal hingga Rp 80 ribu per kilogram dengan menggelontorkan daging impor, ia memastikan peternak lokal akan menderita total.

Ketimbang berambisi menurunkan harga daging segar, Viva mengajak pemerintah dan pengusaha untuk mengkampanyekan program diversifikasi daging sebagai sumber protein hewani.

"Harus jelas juga daging yang ingin dikendalikan harganya itu yang beku impor ataukah daging segar lokal, karena di pasar, harga itu berbeda," kata dia, Jumat (15/7).

Sumber protein jangan hanya terfokus pada daging sapi saja, tetapi juga daging kerbau, kelinci, ikan, dan yang lainnya. Konsumsi daging masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Tapi ia menyayangkan pemerintah yang belum memiliki data jelas terkait hal tersebut. Padahal, data merupakan hal krusial yang menentukan tepat atau tidaknya suatu kegiatan yang bergulir.

Perbedaan data tersebut, misalnya untuk versi Kementan, konsumsi daging masyarakat 2,61 kilogram per kapita per tahun atau setara dengan 445 ribu ekor sapi. Sedangkan versi Kemenko Perekonomian yakni 3,75 kilogram per kapita per tahun atau setara dengan 665 ribu ekor sapi.