REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi II Sodiq Mujahid mengatakan kemunculan Snack Bikini atau Bihun Kekinian atau Mie Bihun sebagai bentuk kebablasan berkreasi. Menurutnya kemunculan Bihun Bikini ini karena memanfaatkan demokrasi yang melewati batas.
"Saya kira kita sudah kebablasan dalam memanfaatkan demokrasi maka muncul sesuatu yang mengganggu masyarakat antara lain soal pornografi itu," katanya, Jumat (5/8).
Desain Bihun Kekenian menampilkan gambar tubuh seorang wanita yang mengenakan bikini tengah memegang sebungkus mie. Menurut Sodiq kreativitas tetap dapat dilakukan setinggi-tingginya tapi tetap mempertahankan nilai dan jati diri bangsa.
"Inilah yang kami khawatirkan dari proses reformasi ini kita tidak ada Bapak Bangsa. Tidak ada yang berani yang tegas melawan ini karena kan nanti dianggap tidak pro kebebasan," katanya.
Sodiq mengatakan Komisi II harus kaji lagi sejauh mana Undang-undang bisa menjangkau persoalan ini. Jika belum maka ia menghimbau aparat keamanan atau eksekutif untuk mengkaji lebih dalam bagaimana hal ini dari perpektif hukum sebagai pembelajaran bagi semua.
"Ini tentang komintem moral kita pertama, miskinnya kreativitas kita," kata Sodiq.
Ia menambahkan produsen dapat menarik perhatian masyarakat tanpa perlu menampilkan produk pornografik. Dengan menampilkan pornografi dalam produk mereka justru memperlihatkan miskinnya kreativitas produsen.
"Saya mengimbau mari kita berkreasi dari sisi kreativitas yang tinggi, sejalan dengan produknya tapi juga menyehatkan lahir batin kepada bangsa terutama kepada anak-anak," katanya.