REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Taufik Kurniawan pagi ini bertemu dengan Duta Besar (Dubes) Korea Selatan untuk Indonesia, H. E. Mr Cho Taiyoung. Pertemuan ini membahas penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara yang dinilai membahayakan umat manusia.
Selain itu pertemuan yang berlangsung di gedung Nusantara tiga, juga membicarakan rencana peningkatan kerja sama antara parlemen Indonesia dengan Korea Selatan. Selanjutnya, DPR juga mendapatkan undangan untuk berkunjung ke Korea Selatan.
Menurut Taufik, Dubes Korea Selatan juga menyampaikan keprihatinannya terhadap senjata nuklir yang dimiliki oleh tetangganya tersebut. Korea Selatan menyebut, Korea Utara tidak mematuhi resolusi bersama negara-negara di dunia untuk melucuti senjata nuklir.
Padahal penggunaan senjata nuklir bisa mengganggu stabilitas keamanan internasional. Apalagi negara pimpinan Kim Jong Un juga kerap melakukan ujicoba persenjataan lainnya di dekat zona pertahanan negara lain. "Beliau (Dubes Korea Utara) masalah keprihatinan nuklir Korut. Bagaimana ketidakpatuhan Korut terhadap resolusi negara negara di dunia, " ujar Taufik di Nusantara III, Senayan, Selasa (30/8).
Baa juga, Kim Serukan Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Nuklir Korut.
Taufik kurniawan juga menganggap upaya keterkaitan dengan pelucutan senjata nuklir tidak hanya menjadi keprihatinan Korea Selatan saja, tapi seluruh bangsa di dunia. Menurutnya upaya peningkatan kesejahteraan dan kehidupan negara, itu tidak bisa dengan mengancam aspek kehidupan bangsa lain.
Bahkan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) melihat sudah tidak relevan lagi mengancam sesama umat manusia dengan senjata nuklir. "Kalau ingin meningkatkan kesejahteraan bangsa, harus menghormati bangsa lain. Maka dari sebaiknya Korea Utara menghentikan pengembangan senja nukirnya," tambah Taufik Kurniawan.
Mr Cho Taiyoung mengatakan pertemuan tersebut Korea Selatan ingin meningkatkan kerja sama hubungan diplomatiknya dengan Indonesia. Dia menyebutkan Indonesia adalah salah satu negara besar di Asia Tenggara yang telah menjalanu hubungan bilteral dengan Korea Selatan.