REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menilai tantangan di sektor keuangan akan lebih serius pada masa yang akan datang. Menurut dia, volatilitas pasar uang belum berpihak dan kepercayaan investor belum pulih. Sementara, bila mengandalkan utang, kepercayaan kreditor pada Indonesia juga sedang merosot. Belum lagi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih di bawah 12 persen.
Melihat realitas ini, tentu butuh perhatian serius pemerintah di tengah nilai tukar rupiah yang anjlok. "Saya berharap, pemerintah fokus pada rencana yang sungguh-sungguh untuk kembali memenangkan kepercayaan pasar," kata politisi dari dapil Jabar IV itu, Rabu (7/9).
Dia mengkritisi usulan pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, Menkeu mengusulkan 5,2 persen, atau Gubernur BI 4,9-5,3 persen. Menurutnya, bukan saja terlalu tinggi, usulan proyeksi angka pertumbuhan dalam RAPBN 2017 cenderung berubah-ubah.
"Mencermati kondisi perekonomian nasional terakhir, maka angka pertumbuhan yang ideal dalam RAPBN 2017 adalah 5,0 persen," kata Heri.
Heri menegaskan untuk mencapai pertumbuhan 1 persen tidak mudah, karena dibutuhkan modal besar. Di saat yang sama, investasi dan modal yang ada tidak efisien. Menurut dia, investasi yang masuk juga tidak mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi triwulan II 2016 berkisar 5,18 persen yang didorong oleh sektor asuransi dan keuangan sebesar 13,51 persen.