REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana menilai SDM Indonesia perlu mendapat perhatian agar mampu bersaing dan mengungguli negara-negara lain di ASEAN. Atau paling tidak, mampu menyamai beberapa negara tetangga seperti Singapura, Thailand atau Malaysia. SMK bisa menjadi salah satu upaya agar SDM Indonesia makin berdaya saing.
“Tentunya, mengenai peningkatan daya saing, pada dasarnya kita sedang berbicara bagaimana membuat strategi pendidikan formal yang mampu memberikan bekal yang memadai bagi output pendidikan berupa integritas, kecerdasan dan kecakapan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan produktivitas nasional yang berkualitas,” kata Dadang, saat kunjungan kerja spesifik Komisi X ke sejumlah SMK di Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Kunjungan dalam rangka meninjau pendidikan vokasi ini, meninjau SMKN 2 Bandung, SMK Negeri 9 Bandung, SMK Negeri 13 Bandung dan SMK Igasar Pindad. Dia mengatakan pengembangan SMK harus mendapat perhatian kebijakan dan penanganan yang serius dalam berbagai aspeknya seperti persoalan ketersediaan guru produktif, sumber daya anggaran, sarana prasarana, kurikulum dan hal pendukung lainnya.
Penyelenggaraan SMK pun tidak lepas pula dari ketersediaan dana yang memadai agar sekolah bisa menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan praktek yang sejalan dengan tuntutan pasar kerja.
“Sehingga, harus ada pembedaan yang mendasar terkait Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar ataupun yang lainnya, antara SMA dengan SMK. Selain faktor biaya operasional SMK yang lebih mahal dibandingkan SMA, juga karena materi praktek di SMK porsinya lebih besar. Tentunya kebijakan insentif ini dibutuhkan untuk memotivasi anak-anak Indonesia memasuki SMK,” kata Dadang.
Dengan peningkatan bantuan operasional, maupun pengadaan alat praktek yang relevan dengan tuntutan riil dunia kerja, serta profesionalitas guru yang tetap terjaga, maka diharapkan lulusan SMK ini sudah siap pakai di dunia kerja sebagaimana tujuan pendidikan vokasi.
“Ini untuk menjawab fakta yang merupakan kritik atas penyelenggaraan pendidikan SMK di Tanah Air, yang dikatakan bahwa pengangguran lulusan SMK lebih banyak dibandingkan dengan lulusan SMA,” kata Dadang.
Kunjungan kerja spesifik yang dipimpin oleh Anggota Komisi X DPR Nuroji (F-Gerindra) ini juga diikuti oleh Anggota Komisi X DPR Puti Guntur Soekarno (F-PDI Perjuangan), Popong Otje Djundjunan (F-PG), Dedi Wahidi (F-PKB), Sohibul Iman (F-PKS), dan Dony Ahmad Munir (F-PPP).