REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI Achmad Hatari meminta kepada Bank Indonesia supaya lebih fokus mengendalikan inflasi. Terutama, untuk program-program sosial yang dilakukan BI.
"Ke depan, BI harus fokus kepada kluster komoditas tersebut supaya tupoksi (tugas pokok dan fungsi) BI sebagai penjaga inflasi bisa lebih baik," ujar Hatari.
Dalam rapat Rabu (14/12), Komisi XI DPR menyetuji Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2017 yang terdiri dari anggaran penerimaan operasional dan pengeluaran operasional masing-masing Rp 21,2 triliun dan Rp 9,87 triliun. Rinciannya penerimaan hasil pengelolaan valas Rp 21,07 triliun, penerimaan operasional kegiatan pendukung Rp 14 miliar, dan penerimaan administrasi Rp 125 miliar.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengajukan usulan anggaran penerimaan operasional Rp 24,67 triliun, naik 35,33 persen dibandingkan anggaran tahun sebelumnya. Sementara itu, rincian anggaran pengeluaran operasional BI Rp 9,87 triliun antara lain gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp 3,38, manajemen sumber daya manusia Rp 2,95 triliun, logistik Rp 1 triliun, dan penyelenggaraan operasional pendukung Rp 868 miliar.
Kemudian, ada pula pengeluaran untuk program sosial dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM Rp 310 miliar, pajak Rp 925 miliar, dan cadangan anggaran Rp 441 miliar. Anggaran pengeluaran operasional yang disetujui oleh Komisi XI DPR tersebut lebih rendah dibandingkan anggaran operasional ebelumnya yang diajukan oleh Bank Indonesia Rp 10,07 triliun atau naik 6,53 persen dibandingkan anggaran tahun 2016.