REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah tiba di Indonesia dalam kunjungannya selama 9 hari. Dalam kunjungannya, pemerintah Indonesia dan Arab Saudi akan menyepakati kerja sama bilateral di berbagai sektor. Kesepakatan kerjasama tersebut akan ditandai dengan penandatanganan 10 memorandum of understanding (MoU) antara Indonesia dengan Arab Saudi.
Kesepuluh MoU tersebut antara lain terkait infrastruktur, keamanan, terkait Islam, budaya, pendidikan, perdagangan, UKM, perikanan, pertanian dan penerbangan sipil. Ketua DPR RI Setya Novanto menyambut baik dan mendukung sejumlah rencana kerjasama Indonesia dengan Arab Saudi.
Dirinya mengatakan, kunjungan kenegaraan Raja Salman memiliki arti penting bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Menurutnya, Arab Saudi adalah salah satu mitra penting Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, pertanian dan juga infrastruktur maritim.
Apalagi, Indonesia menganggap Arab Saudi sebagai mitra strategis bagi peningkatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi, perdagangan, pertanian dan infrastruktur maritim. ''Untuk itu, kesepakatan kerjasama ini diharap dapat meningkatkan nilai perdagangan dan investasi kedua negara," kata Setya Novanto, di Jakarta, Kamis (2/3).
Novanto menilai, berbagai program pembangunan yang sedang dijalankan Arab Saudi sebagai potensi besar bagi perusahaan-perusahaan nasional untuk terlibat di dalamnya. Berbagai program pembangunan yang sedang dijalankan Arab Saudi merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan nasional untuk terliba.
Ia juga berharap, sebagai salah satu negara muslim terbesar, nilai ekspor produk Halal dalam negeri ke Arab Saudi mengalami peningkatan. Novanto menuturkan, sebagai sesama negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Arab Saudi dan Indonesia juga perlu meningkatkan kerja sama dalam menangani masalah-masalah keamanan internasional, seperti terorisme yang hingga kini masih menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia.
Selain itu, Novanto mengatakan kerjasama Indonesia dengan Arab Saudi merupakan momentum bagi peningkatan nilai investasi asing yang diharapkan mampu meningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sekaligus memberikan sinyal positif bagi iklim investasi asing.
"Kunjungan kenegaraan Yang Mulia Raja Salman bin Abdul Aziz merupakan momen penting bagi peningkatan investasi asing yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, di tengah situasi ekonomi dan perdagangan dunia yang sedang melambat,'' jelas dia.
Novanto menambahkan, kerjasama kedua negara juga diharaplan menjadi magnet dan sinyal positif bagi negara lain untuk menanamkan investasinya di tanah air, mengingat paket kebijakan ekonomi pemerintah yang semakin memudahkan investasi. Kerjasama ekonomi kedua negara ini juga mengindikasikan paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sejalan dengan visi Nawacita Presiden Jokowi yang ingin memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Paket kebijakan ekonomi, khususnya kemudahan investasi merupakan kunci untuk menstimulasi dan menggairahkan iklim investasi di tanah air," kata dia.
Pada tahun 2016 lalu, Arab Saudi memulai upaya diversifikasi ekonomi dengan melakukan berbagai reformasi ekonomi dan sosial yang dinamakan Visi Saudi 2030. Dalam Visi 2030 tersebut, Arab Saudi mengejar pengembangan industri non-minyak, usaha kecil dan menengah (UKM) serta basis investasi lainnya.
Pemerintah Arab Saudi memiliki visi 2030 dengan melakukan diversifikasi sumber-sumber investasi, termasuk melepas 5 persen saham Aramco. Untuk itu, Indonesia adalah salah satu tujuan yang strategis bagi Arab Saudi, karena ekonomi dalam negeri yang bisa tumbuh di atas 5 persen serta didukung situasi politik yang stabil.
"Sepuluh MoU yang akan di tandatangani dengan nilai investasi sekitar 25 miliar USD atau setara 325 triliun rupiah merupakan babak baru hubungan kerjasama bilateral Saunesia antara Indonesia dengan Arab Saudi," kata Setya Novanto.