Anggota DPR Apresiasi Penundaan Larangan Cantrang

Kamis , 04 May 2017, 15:32 WIB
Seorang nelayan memperbaiki jaring cantrang di dermaga Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/2). Sejak dua pekan terakhir, nelayan jaring cantrang di daerah tersebut tidak berani melaut akibat pelarangan penggunaan jaring cantrang dan hela
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang nelayan memperbaiki jaring cantrang di dermaga Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/2). Sejak dua pekan terakhir, nelayan jaring cantrang di daerah tersebut tidak berani melaut akibat pelarangan penggunaan jaring cantrang dan hela

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono mengapresiasi pemerintah yang memutuskan menunda pelarangan alat tangkap cantrang untuk seluruh daerah hingga jangka waktu Desember 2017.

"Gejolak dan protes dari nelayan ternyata diresponS oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan memanggil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Rabu (3/5). Hasilnya adalah Pemerintah menunda pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 71/2016 sampai Desember 2017," kata Ono Surono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, (4/5).

Menurut Ono, karut marut kebijakan Menteri Susi yang berimplikasi membuat kegaduhan dan konflik kepada masyarakat khususnya nelayan telah mendorong Presiden Jokowi untuk mengambil langkah-langkah strategis. Politikus PDIP itu memaparkan, masa relaksasi penerapan Permen KP No 71/2016 ternyata masih mempunyai kekurangan di hampir semua aspek yang meliputi tidak siapnya sumber daya nelayan, dan pendampingan permodalan yang tidak berjalan.

Selain itu, ujar dia, permasalahan lainnya adalah penyediaan dan distribusi bantuan alat tangkap yang kurang dan tidak sesuai keinginan nelayan, perizinan yang masih sulit dan penangkapan dan proses hukumpun masih dilakukan oleh aparat penegak hukum di laut. "Padahal waktu relaksasi itu hanya tersisa 2 bulan kurang. Waktu yang sangat tidak mungkin membereskan 38 ribu unit kapal yang menggunakan alat tangkap pukat tarik dan hela di seluruh Indonesia," katanya.