Novanto Sebut Pemilu Prancis Mirip Seperti di Indonesia

Senin , 08 May 2017, 18:33 WIB
Presiden terpilih Prancis Emmanuel Macron bergandengan tangan dengan istrinya Brigitte Trogneux saat merayakan kemenangan Macron di Museum Louvre, Paris, Ahad, 7 Mei 2017.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden terpilih Prancis Emmanuel Macron bergandengan tangan dengan istrinya Brigitte Trogneux saat merayakan kemenangan Macron di Museum Louvre, Paris, Ahad, 7 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Setya Novanto mengucapkan selamat atas terpilihnya Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis. Macron memperoleh 66,1 persen suara dan mengalahkan pesaingnya, Marine Le Pen, pada Pemilihan Umum Prancis 2017.

Novanto pun mengaku terkesan atas rasionalitas pemilih di Prancis. "Para pemilih telah menitip harapan pada keberlangsungan hubungan yang baik antarnegara dan antarwarga negara di dunia," ujar dia melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (8/5).

Novanto menuturkan, kondisi Prancis mirip dengan Indonesia. Sebagai negara besar, Indonesia mampu menjadi contoh bagi upaya-upaya pengembangan kehidupan berdemokrasi.

Indonesia mampu mengelola perbedaan dengan baik dan mengakomodasi berbagai kepentingan yang berbeda. "Tanpa menimbulkan gejolak signifikan dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan," kata Novanto.

Novanto mengatakan Indonesia adalah negara dengan kebinekaan yang unik, namun tetap bertahan di bawah panji-panji persatuan dan kesatuan. Meski globalisasi melahirkan berbagai ekses bagi budaya dan ideologi, Indonesia menghadirkan Pancasila sebagai dasar dan filosofi berbangsa dan bernegara.

"Terlebih lagi Presiden kita, Joko Widodo selalu memiliki ide egar tentang masa depan, tentang kehidupan yang aman, damai, sejuk serta eksistensi negara yang besar, namun tetap menanamkan benih-benih kesatuan dan persatuan di ladang keberagaman, sehingga kebhinekaan justru menjadi pemersatu sekaligus kekuatan di dalam NKRI," ujar Novanto.

Karena itu, dia berpendapat ide dan gagasan Indonesia sejalan dengan apa yang sedang dikembangkan di Eropa. "Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo mampu menjadi contoh yang baik dan preseden yang sempurna tentang bagaimana menjalankan nilai-nilai demokrasi, bahkan di negara yang nemiliki pemeluk Islam mayoritas di dunia," kata Novanto.

"Selamat bekerja, semoga Macron mampu menghadirkan masa depan hubungan Indonesia dan Prancis yang lebih baik di masa yang akan datang," kata dia.

Menurut Novanto, terpilihnya Marcon menjadi sejarah tersendiri bagi Prancis dan dunia. Lebih dari 60 persen suara pemilih membuktikan Macron mampu memberi harapan, ide, pemikiran dan gagasan baru tentang Prancis, Uni Eropa, dan dunia.

"Sebagaimana kita ketahui, ide-ide dan gagasan Macron sangat populis, tidak identik dengan kanan maupun kiri yang selama ini akrab terdengar dalam perpolitikan Eropa," kata Novanto.

Menurut Novanto, Macron mampu memadukan saripati yang baik dari kedua ekstrim tersebut. Bahkan, Macron bisa mengakomodasi berbagai kepentingan Eropa dan globalisasi. Di sisi lain, Macron tidak kehilangan ketegasan pada paham-paham radikal yang berpotensi memecah belah dan mendestruksi kehidupan masyarakat.

Kemenangan Macron membuktikan rakyat dunia di alam demokrasi, khususnya Prancis, dewasa dan matang dalam memahami kondisi globalisasi. Rakyat juga memahami kepentingan yang mengakomodasi berbagai perbedaan. "Perbedaan bukanlah musuh, melainkan dikelola sebagai kekuatan bersama," kata Novanto.