REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Juliari P. Batubara, mengingatkan masyarakat untuk tidak terus mempersoalkan perbedaan, termasuk keberagaman agama. "Kalau hanya mempermasalahkan perbedaan terus, negara kita akan miskin," katanya di sela reses dan kunjungan kerja di Balai Kecamatan Genuk, Semarang, Jumat.
Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa negara-negara lain yang sejahtera, makmur, dan kaya di dunia adalah negara yang masyarakatnya tidak terus mempersoalkan perbedaan yang ada. Menurut Ari, sapaan akrab Juliari, masyarakat Indonesia tentunya memiliki keberagaman, baik dari suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Tetapi, semuanya adalah saling bersaudara.
"Jangan hanya melihat dari perbedaannya, seperti dari sisi agama. Ada yang beragama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu sebagai agama yang diakui oleh Pemerintah," katanya.
Akan tetapi, anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi industri, perdagangan, dan koperasi itu mengungkapkan bahwa enam agama tersebut sebenarnya bukan berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, Ketua Panitia Kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) DPR RI tersebut mengajak masyarakat untuk tidak terus lagi mempersoalkan perbedaan agama yang dianut masing-masing.
Ari yang juga Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan meminta masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras untuk saling menghormati, serta bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik ke depan. "Kita semua sama-sama orang Indonesia. Kita semua bersaudara. Apa pun agama yang dianut, mari jangan terus melihat perbedaan. Mari sama-sama menjaga wilayah kita dengan baik," katanya.