REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Banyak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang saat ini masih tertinggal standar nasional pendidikannya dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) khususnya di wilayah luar Pulau Jawa. Oleh karena itu pemerintah khususnya Kemenristek Dikti harus dapat mengatasi adanya disparitas atau kesenjangan mutu pembelajaran, sehingga dapat mendorong produktivitas dan inovasi di PTS.
Banyaknya PTS yang ada di Indonesia menjadi alasan mengapa standar nasional pendidikan belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Selain itu yang juga menjadi persoalan adalah banyaknya program studi (prodi) yang tidak diterima di masyarakat. "Kita memiliki sejumlah persoalan terkait hal ini. Memang jumlah Universitas di Indonesia terlalu banyak rasionya, ini yang membuat kualitas jadi terbatas," ujar anggota Tim Kunjungan Kerja Panja Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI), Ledia Hanifa, di Balikpapan, Kamis (15/6).
Politisi Fraksi PKS tersebut meminta kepada PTS untuk menyesuaikan diri dengan sistem nasional Perguruan Tinggi (PT), karena dengan itu secara umum akan meningkatkan kualitasnya. Agar nantinya juga dapat melahirkan lulusan yang berkualitas.
Bila regulasi sudah ada, harap Ledia, nantinya harus berjalan sesuai kesepakatan. Dengan demikian setiap PT akan dibuat regulasi yang berbeda beda sesuai kondisi geografis dan masyarakat yang ada.
"Saya berharap standar regulasi yang ada di PT bisa di implementasikan, mereka juga harus bekerja sama dengan dunia industri agar sudah dipastikan alumninya akan kerja dimana, akhirnya," ujar Ledia menambahkan.