REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo bangga dan mengapresiasi prestasi Dokter Gigi Priscilla Daniego Pahlawan, yang telah meraih juara dua lomba karya ilmiah tingkat Asia Pasifik di ‘Global Clinical Case Contest 2017/2018’ di Singapura. Prestasi itu membuktikan kemajuan bidang medis di Indonesia tidak kalah dengan negara lain.
“Selama ini perkembangan dunia medis kita kerap dipandang sebelah mata. Masyarakat Indonesia sendiri masih banyak yang memilih berobat keluar negeri. Prestasi yang diraih oleh Priscilla ini membuka mata kita dan dunia, bahwa bidang medis di Indonesia tidak boleh diremehkan,” ujar Bamsoet, sapaan akrabnya, saat menerima Priscilla di ruang kerja Ketua DPR, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, kemenangan ini bukan hanya kemenangan Priscilla semata. Tetapi, merupakan kemenangan seluruh bangsa Indonesia. Sehingga dapat menjadi motivasi bagi kaum muda lainnya. Bamsoet juga berharap keberhasilan Priscilla tersebut dapat memacu kaum millennial untuk menekuni dengan serius studi atau bidang yang tengah digeluti. Dengan belajar dan berusaha dengan tekun, tidak sukar untuk meraih prestasi.
Priscilla yang saat ini sedang menempuh pendidikan dokter spesialis konservasi gigi di Universitas Padjajaran itu menjelaskan bahwa dalam Global Clinical Case Contest 2017/2018 di Singapura, ia membawa tema ‘The Digital Smile Design’ dengan judul ‘Memperbaiki Gigi Geligi Rahang Atas dengan Direct Komposit dengan Ceram X Speretec Universal’.
“Setiap orang tentu ingin memiliki senyum ideal. Tetapi, tidak semua orang memiliki bagian gigi, mulut, rahang, hingga jaringan pendukung gigi dengan kondisi yang bagus. Nah, the digital smile design ini, merupakan upaya rehabilitasi satu mulut dengan kondisi kerusakan gigi yang belum begitu parah. Seperti mengubah bentuk geligi, tetapi dengan perhitungan tersendiri,” papar Pia, begitu Priscilla biasa dipanggil.
Pia memaparkan bahwa dalam tahapan yang dilakukan adalah membuat foto klinis terlebih dahulu. Hasilnya, akan dijelaskan kepada pasien. Pasien kemudian diminta mengisi kuesioner dari aplikasi perencana digital 'Visagismile' untuk membuat preferensi akhir bentuk gigi. Proses berikutnya adalah pembuatan geligi baru dengan sentuhan seni. Kenapa disebut seni? Karena pembuatan geligi baru tersebut tidak semuanya memakai alat cetak.
Pia juga mengatakan bahwa ia akan mengikuti kejuaran estetika gigi tingkat dunia di Jerman pada pertengahan tahun ini. Ia berharap doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar bisa memenangkan kejuaraan tersebut sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.