Legislator : Capaian Vaksin Booster Pertama Bagi Masyarakat Harus Ditingkatkan

Capaian vaksin dosis pertama dan kedua belum memenuhi target WHO 70 persen

Ahad , 31 Jul 2022, 05:34 WIB
Seorang siswa sekolah dasar menerima suntikan vaksin COVID-19 di RS Abu Nawas Kota Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (29/7/2022). Dinas Kesehatan Kota Kendari mencatat penerima vaksinasi COVID-19 dosis ketiga (booster) mencapai 43.361 jiwa dari sasaran sebanyak 265.147 orang.
Foto: ANTARA/jojon
Seorang siswa sekolah dasar menerima suntikan vaksin COVID-19 di RS Abu Nawas Kota Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (29/7/2022). Dinas Kesehatan Kota Kendari mencatat penerima vaksinasi COVID-19 dosis ketiga (booster) mencapai 43.361 jiwa dari sasaran sebanyak 265.147 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendukung aturan baru vaksin Covid-19 booster (penguat) kedua atau vaksin dosis keempat untuk para tenaga kesehatan. Namun, ia mengingatkan capaian booster pertama bagi masyarakat  juga mendesak untuk ditingkatkan. 

“Kita mendukung booster kedua untuk para tenaga kesehatan, apalagi booster kedua ini kan rekomendasi dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Tapi saya ingatkan, capaian boster pertama bagi masyarakat yang masih rendah justru yang harus menjadi prioritas,” katanya pada Sabtu (30/7/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan capaian vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua, per Juni 2022 lalu pun belum mencapai target yang dipatok WHO sebesar 70 persen. Sementara capaian booster pertama bagi masyarakat  juga masih rendah. 

"Penyuntikan booster kedua atau vaksin keempat ini memang baik tapi sekali lagi, ini bukan prioritas utama. Justru capaian booster pertama bagi masyarakat yang harus ditingkatkan dan dikejar,” kata dia.

Ia tetap mendorong vaksin keempat ini diberlakukan untuk kalangan tertentu, para nakes dan orang-orang yang berisiko tinggi, semisal para lansia, khususnya yang memiliki komorbid. 

“Booster kedua tetap kita dukung dan dorong agar selain nakes, juga menyasar orang  yang berisiko tinggi seperti  lansia maupun yang punya komorbid juga. Nah, selanjutnya  perlu juga dipikirkan booster kedua untuk masyarakat umum,” kata dia.

Politisi PDI-Perjuangan ini tidak menampik,  saat ini masyarakat sudah mulai kurang antuisias untuk vaksin.  Padahal, Covid-19 masih ada dan beresiko, terbukti baru-baru ini ada dua dokter yang meninggal dunia  akibat pandemi Covid-19 yang berkembang dengan varian yang ada sekarang.

“Saya kira pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan semua pihak harus memikirkan lagi langkah-langkah yang tepat untuk  meningkatkan kesadaran masyarakat, seperti sebelumnya berbondong-bondong menuju ke fasilitas kesehatan untuk vaksin. Apalagi kan gelombang terakhir Covid-19 masih mengancam, kita harus hati-hati,” kata dia.

Menurut politisi asal Boyolali,  Jawa Tengah ini, di tengah menurunnya semangat  untuk vaksin, sangat tepat jika persyaratan booster pada mode transportasi tempat perkantoran dan fasilitas umum diberlakukan. "Saya kira langkah yang tepat jika persayaratan booster diberlakukan ke tempat umum. Kebijakan seperti ini akan kembali  meningkatkan kesadaran masyarakat untuk booster,” kata dia.