REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong adanya peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Denmark.
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengatakan, hal ini untuk lebih mendekatkan lagi hubungan bilateral kedua negara yang telah terbangun selama ini.
"Kami ingin memperdalam potensi kerja sama ekonomi antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Denmark. Dalam kapasitas kami sebagai Pimpinan DPR, untuk membantu dan memperlancar kerja sama antarpihak eksekutif kedua negara. Kami juga ingin melihat lebih jauh isu-isu terkait ekonomi global yang ada di Denmark," kata Taufik saat memimpin kunjungan kerja ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kopenhagen, Denmark, akhir pekan lalu.
Dalam kunjungan yang diikuti Anggota Dewan lintas komisi dan fraksi itu, delegasi diterima langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark Muhammad Ibnu Said dan seluruh staf KBRI Kopenhagen di Wisma KBRI Kopenhagen.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, ada hal yang menarik dalam hubungan kerja sama kedua negara. Menurutnya, Denmark ahli di bidang farmasi dan pertanian, sehingga ini menjadi salah satu hal yang penting dalam pemajuan teknologi di Indonesia. Ia menilai, Denmark juga piawai dalam pengelolaan energi, khususnya renewable energy (energi terbarukan).
Potensi-potensi pusat energi terbarukan, nonfosil dan ramah lingkungan banyak dikembangkan di Denmark, seperti pembangkit listrik sumber daya angin. "Ini beberapa hal yang ingin kami dapatkan dalam kunjungan ke Denmark ini," tutur Pimpinan DPR Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan itu.
Dari pertemuan ini juga terungkap potensi kerja sama bidang pariwisata antara kedua negara yang cukup tinggi. Informasi yang disampaikan oleh Dubes, sebelumnya banyak masyarakat Denmark yang tidak mengetahui dan mengenal Indonesia. Namun, setelah ada penjelasan dari Dubes dan seluruh jajaran KBRI, serta berbagai promosi mengenai kuliner dan pariwisata Indonesia, kini banyak masyarakat Denmark antusias ingin datang ke Indonesia.
Hal ini menurut Taufik bisa diadopsi oleh Kementerian Pariwisata. Promosi tidak harus mahal, katanya, tetapi cukup dengan pengenalan kuliner, wisata alam, dan budaya yang dilakukan oleh diplomat kita di seluruh dunia. "Ini menjadi hal yang strategis, apalagi dari penjelasan dari Dubes Denmark biayanya tidak terlalu mahal," katanya.
Di sisi lain, Taufik berharap KBRI Kopenhagen dapat terus menunjukkan kinerja yang baik, profesional, dan optimal sehingga DPR dapat mendorong Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk kantor-kantor perwakilan RI di luar negeri. Bagaimanapun juga, KBRI merupakan ujung tombak diplomasi Indonesia dan berjasa memperkenalkan Indonesia ke negara sahabat. "Untuk sebab itu, kami menilai wajar jika KBRI yang berkinerja baik mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat," kata Taufik.
Dubes Indonesia untuk Kerajaan Denmark Muhammad Ibnu Said mengatakan, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Denmark saat ini sudah sebagai mitra strategis. Menurutnya, saat ini peningkatan kerja sama difokuskan pada bidang ekonomi, investasi, perdagangan, pariwisata, tenga kerja, infrastruktur, maritim, dan pendidikan.
"Ada kendala dalam bisnis menurut para pengusaha terkait dengan perlu adanya kepastian regulasi, perpajakan, masalah penguasaan lahan atau pertanahan, juga terkait masalah perburuhan, dan infrastruktur. Semua itu dapat kita atasi dengan memberikan pemahaman dan pengertian bahwa Idnonesia saat ini merupakan negara yang transpasaran dan akuntabel dalma peningkatan hubungan kerja sama ekonomi," kata Ibnu.
Terkait pariwisata, Ibnu menjelaskan, kunjungan wisatawan Denmark ke Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada 2015, terdapat 27 ribu kunjungan dan meningkat menjadi 47 ribu kunjungan pada tahun 2017. Untuk bidang investasi, ia berharap adanya peningkatan terkait dengan renewable energy, dan perdagangan, khususnya peningkatan ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Denmark.
"Kita berharap dengan kunjungan Wakil Ketua DPR RI ini yang menangani masalah ekonomi dan keuangan ini, hubungan kedua negara tambah meningkat dan mendorong peningkatan kerja sama perdagangan, investasi, dan pariwisata," kata Ibnu.