REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Sejak didirikan tahun 2007, Pesantren Pembinaan Mualaf Annaba' Center telah mengislamkan lebih dari sebelas mualaf. Dari sebelas mualaf yang mengikrarkan dua kalimat syahadat, dua diantaranya adalah adalah warga asing yakni AS dan Polandia. Jumlah itu belum termasuk 25 santri yang mondok.
"Alhamdulillah, kami tidak hanya mengislamkan santri mualaf yang mondok tapi juga khalayak umum yang sengaja datang untuk mengucapkan dua kalimat syahadat," papar pengasuh Pondok Pesantren Pembina Mualaf Annaba' Center, Syamsul Arifin Nababan kepada Republika.co.id, Rabu (29/3).
Nababan mengatakan kebanyakan dari mereka yang memutuskan masuk Islam berasal dari berbagai kalangan dan tingkat ekonomi. Umumnya, kata Nababan, mereka mengenal Islam dari bacaan, pernikahan dan pergaulan. Sebelum memutuskan masuk Islam, mereka bolak-balik datang ke pondok untuk berdiskusi tentang Islam.
"Mereka memutuskan mengislamkan diri di pondok ini lantaran berita dari mulut ke mulut. Hal yang sama juga terjadi pada mualaf yang berasal dar AS dan Polandia. Mereka berdua tahu, saya pernah berbicara di sana, sehingga memutuskan untuk mengucapkan syahadat pondok ini," kata dia.
Nababan juga mengatakan pihaknya memang membukan pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang hendak mengenal Islam. Karena pondok asuhannya tidak terbatas memberikan pengetahuan pada santri yang mondok tetapi juga disediakan ruang bagi masyarakat untuk belajar tentang agama Islam dan bahasa Arab.
Maka tak heran, kata dia, meski pondoknya tidaklah dikenal luas, berkat komunikasi dari mulut ke mulut, banyak masyarakat yang datang untuk berkunjung. Sebagian diantaranya para calon mualaf yang kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat.