Ahad 28 Jun 2020 14:23 WIB

Indonesia Ini Amanat, Begini Perintah Agama

Indonesia adalah amanat, bukan warisan masa lalu.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Indonesia Ini Amanat, Begini Perintah Agama. Foto ilustrasi: Sejumlah mahasiswa baru Universitas Dr Soetomo membentangkan selembar kain dengan peta Indonesia yang tersusun dari botol plastik di halaman kampus Universitas Dr Soetomo, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (26/8/2019).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Indonesia Ini Amanat, Begini Perintah Agama. Foto ilustrasi: Sejumlah mahasiswa baru Universitas Dr Soetomo membentangkan selembar kain dengan peta Indonesia yang tersusun dari botol plastik di halaman kampus Universitas Dr Soetomo, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (26/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hadirnya Indonesia merupakan entitas dan cita-cita mulia dan bayangan masa depan yang harus diperjuangkan. Negara ini adalah amanat, bukan warisan masa lalu yang telah jadi dan selesai.

Karena merupakan amanat, sehingga dalam pelaksanaan kenegaraan pun harus benar-benar dilakukan secara baik tanpa penyelewengan. Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Komaruddin Hidayat dalam bukunya berjudul Ungkapan Hikmah menjelaskan, umat Indonesia perlu senantiasa berbenah diri untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

Baca Juga

Menurutnya, Indonesia sebagai negara maupun bangsa harus memiliki pemimpin yang sadar bahwa negeri ini bukan warisan untuk dihabiskan dan dieksploitasi. Justru segenap umat bangsa Indonesia harus merawat dan menjaga semua pusaka yang dimiliki bangsa ini, bukan dikeruk atau pun dijual ke bangsa lain.

Cinta kepada Tanah Air memang harus diwujudkan dalam aksi pula. Mengingat, umat Muslim sering sekali mendengungkan kalimat: hubbul wathon minal iman (cinta Tanah Air bagian dari iman). Meski mayoritas ulama menyatakan bahwa kalimat itu bukanlah bagian dari hadis, namun semangat dari kalimat itu tidaklah salah.

Hal itu sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Asrar Al-Marfu’ah yang ditulis oleh Mula Al-Qari. Disebutkan pula, kalimat tersebut bukanlah hadis namun bersumber dari perkataan Nabi Isa AS. Meski demikian dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW sendiri tak kurang-kurangnya mencintai Tanah Air.

Dalam berbagai kesempatan, Rasulullah kerap mengutarakan rasa cintanya kepada kampung halamannya: Makkah. Hal ini diungkapkan melalui hadis yang diriwayatkan oleh berbagai perawi.

Ibnu Abbas berkata: “Qala Rasulullah SAW: maa athyabaka min baldatin wa ahabbaka ilayya wa law la anna qaumiy akhrajuni minki, ma sakantu ghairaki,”. Yang artinya: “Rasulullah SAW berkata: alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu,”.

Sebagaimana disebutkan dalam berbagai kitab-kitab Sirah Nabawiyah, Rasulullah memang melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Hal itu dilakukan atas terjadinya penolakan dakwah kepada Nabi dari kaum kafir Quraisy. Penolakan dilakukan dalam bentuk dan level yang semakin menjadi-jadi.

Mulai dari pengancaman, intimidasi, hingga perlakuan kasar dan tidak adil kepada umat Muslim kala itu. Rasulullah pun pindah ke Madinah untuk mendirikan dakwahnya. Di kota ini, rasa cinta terhadap Tanah Air Madinah pun juga diungkapkan Nabi.

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan sebuah hadis berbunyi: “Allahumma habbib ilaina Al-Madinata kahubbina Makkata aw asyadda,”. Yang artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana cinta kami kepada Makkah. Atau bahkan melebihi cinta kami kepada Makkah,”.

Karena negara merupakan amanat, Rasulullah pun menjaga amanah tersebut. Di Madinah, beliau mendirikan dan menjalankan sistem kenegaraan yang adil dan memakmurkan umat. Baik itu umat Islam maupun umat di luar itu.

Rasulullah SAW pernah berkata sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Pengabaian amanah merupakan sebab terjadinya kerusakan,”. Untuk itu, perlu bagi umat bangsa Indonesia menjaga amanat kemerdekaan yang kita terima.

Caranya adalah dengan menjadi sebaik-baiknya warga negara, mendukung serta mengkritisi (lebih baik memberikan solusi juga) kebijakan pemerintah, serta menjaga amanah apabila diberikan kepercayaan dalam memimpin. Sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi, sudah sepatutnya lah bagi kita untuk terus berbenah dalam menjaga Indonesia yang kita cintai ini. Wallahu a’lam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement