Rabu 05 Oct 2022 09:22 WIB

Ketum PBNU Ikuti Doa dan Tahlilan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Dia mengajak masyarakat untuk memelihara husnuzon kepada Allah SWT.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Warga menyalakan lilin saat doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan, di bawah tugu MTQ Square, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (4/10/22). Doa bersama untuk para korban dalam tragedi Kanjuruhan tersebut di ikuti sekitar 700 orang dari komunitas pecinta sepak bola Kendari, pengurus PSSI Sulawesi Tenggara dan personel Polresta Kendari. Ketum PBNU Ikuti Doa dan Tahlilan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Foto: ANTARA/Jojon
Warga menyalakan lilin saat doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan, di bawah tugu MTQ Square, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (4/10/22). Doa bersama untuk para korban dalam tragedi Kanjuruhan tersebut di ikuti sekitar 700 orang dari komunitas pecinta sepak bola Kendari, pengurus PSSI Sulawesi Tenggara dan personel Polresta Kendari. Ketum PBNU Ikuti Doa dan Tahlilan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau yang lebih akrab dipanggil Gus Yahya mengikuti doa dan tahlil untuk korban tragedi Kanjuruhan di kantor PCNU Kota Malang, Selasa (4/10/2022). 

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menyampaikan tragedi di Kanjuruhan merupakan musibah yang bisa dianggap sebagai tragedi internasional. Dia pun mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memelihara husnuzon kepada Allah SWT.

Baca Juga

“Saya atas nama PBNU mengajak kita semua warga NU maupun warga masyarakat pada umumnya agar di dalam musibah yang begitu besar ini kita tetap memelihara husnuzon prasangka baik kepada Allah. Yang terjadi adalah qada dan qodar Allah,” ujar Gus Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/10/2022). 

Selain itu, Gus Yahya mengapresiasi tindakan cepat pemerintah dan TNI/Polri untuk mengatasi tragedi Kanjuruhan. Dia juga mengapresiasi tim pencari fakta yang telah dibentuk.

“Saya percaya bahwa tim pencari fakta yang terdiri dari tokoh-tokoh yang kredibel bisa bertugas degan baik,” kata pengasuh Pesantren Leteh, Rembang ini.

Untuk membantu korban, NU telah membentuk satuan gugus tugas tragedi Kanjuruhan dengan mendirikan Posko Terpadu yang berlokasi di Kantor PCNU Kabupaten Malang. Di bawah pengawasan langsung Gus Yahya dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Posko Terpadu ini dibentuk dengan melibatkan semua unsur mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, serta lembaga dan banom di bawah NU mulai dari Ansor, Fatayat, Muslimah hingga Lazisnu, dan Lembaga Dokter NU.

“Bagi NU ini wajib dilakukan sebagai bagian dari tanggung jawab NU,” jelas Gus Yahya.

Meski mendirikan posko terpadu, namun Gus Yahya memerintahkan personel posko untuk proaktif mendatangi keluarga korban. “Yang yatim juga harus diurus sampai mandiri. Jangan hanya bayari SPP tapi harus dipikirkan sampai dia bisa hidup mandiri,” kata Gus Yahya.

Ketua PCNU Kota Malang KH Isrohunnajah menyambut baik gagasan PBNU memberikan santunan kepada keluarga korban. “Alhamdulillah siang ini kita bisa berdoa bersama, tahlil dan memberikan santunan bagi keluarga korban yang langsung diberikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf,” kata dia. 

Santunan kali ini diberikan kepada perwakilan dua keluarga korban serta kepada para Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) yang kemudian para Ketua MWC ini yang akan memberikan santunan kepada keluarga korban.

“Keluarga akan didatangi langsung. Kita nanti juga akan tahlil dan memberikan santunan di rumah-rumah keluarga korban,” ujar Kiai Isrohunnajah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement