Rabu 05 Oct 2022 09:34 WIB

Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Nasyiatul Aisyiyah Usulkan Tribun Khusus Perempuan

Tribun khusus perempuan bertujuan melindungi, bukan memisahkan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Kerabat korban di luar Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, 04 Oktober 2022. Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Mahfud MD, pemerintah membentuk tim investigasi independen setelah setidaknya 125 orang tewas kerusuhan dan injak-injak menyusul pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober 2022. Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Nasyiatul Aisyiyah Usulkan Tribun Khusus Perempuan
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Kerabat korban di luar Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, 04 Oktober 2022. Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Mahfud MD, pemerintah membentuk tim investigasi independen setelah setidaknya 125 orang tewas kerusuhan dan injak-injak menyusul pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober 2022. Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Nasyiatul Aisyiyah Usulkan Tribun Khusus Perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasyiatul Aisyiyah mengusulkan agar dalam stadion olahraga dibuat tribun khusus untuk perempuan. Hal ini menyusul berita duka di Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang, termasuk wanita dan anak-anak.

"Alangkah baiknya bila stadion menyediakan secara khusus tribun untuk perempuan, dengan memiliki jalur gerbang khusus perempuan. Dengan fasilitas yang ramah perempuan dan anak, pertandingan sepak bola akan semakin diminati perempuan," ucap Ketua Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat Dewi Mulyani dalam keterangan yang didapat Republika, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga

Organisasi otonom Muhammadiyah yang fokus berdakwah di kalangan perempuan muda ini juga turut berduka atas tragedi Kanjuruhan. Terlebih, dengan banyaknya korban dari kalangan ibu-ibu dan anak-anak.

Ia menyebut mereka menjadi korban saat menonton langsung di stadion. Namun, ada pula yang menjadi korban kerusuhan tanpa tahu penyebabnya.

Menurut Dewi, saat ini banyak kaum hawa yang tertarik menonton pertandingan sepakbola langsung ke stadion. Sebagian dari kaum perempuan tersebut merupakan kaum ibu yang membawa anak-anak.

"Di satu sisi, ini keberhasilan promosi sepak bola sebagai olahraga yang diminati banyak kalangan, termasuk perempuan. Karena selama ini stigma sepak bola sebagai olahraga kaum adam," lanjutnya.

Di sisi lain, keselamatan dan kenyamanan menonton belum sepenuhnya dirasakan. Hal ini terbukti dengan adanya korban dari kaum perempuan di tragedi Kanjuruhan.

Dosen Universitas Islam Bandung ini menyebut ada banyak manfaat dari tribun khusus perempuan. Salah satunya adalah menghindarkan perempuan dari pelecehan seksual yang kerap terjadi.

"Kedua, memberikan kenyamanan bagi perempuan terlebih yang membawa anak kecil. Ketiga, bila terjadi kerusuhan petugas bisa melindungi secara cepat," ujar dia.

Bercermin pada bus khusus perempuan, tribun khusus perempuan in dinilai mudah diterapkan. Tinggal kebijakan dari setiap klub untuk mewujudkannya.

"Tribun dengan akses pintu khusus perempuan sebagai pertanda kepedulian klub terhadap keamanan dan kenyamanan fansnya," kata Dewi.

Tribun khusus perempuan juga disebut bisa diterapkan pada cabang olahraga lain. Terlebih pada olahraga yang diminati banyak kalangan, baik laki-laki dan perempuan. Ia menegaskan tujuan adanya tribun ini bukan untuk memisahkan, tapi melindungi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement