REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Kalau melihat dinamika perjalanan Aisyiyah, regenerasi kader Aisyiyah pada muktamar Aisyiyah ke-46 ini merupakan momentumnya. Apalagi melihat tantangan ke depan perlu adanya revitalisasi dari gerakan.
''Revitaliasasi dari gerakan ini identik dengan orang-orang muda yang produktif, inovatif secara alami. Saya yakin regenerasi yang dilakukan di Pimpinan Pusat akan diikuti oleh wilayah dan daerah, ''kata Mantan Ketua Bidang Ekonomi PP Aisyiyah periode 2000-2005 Latifah Iskandar di sela-sela Sidang Pleno Muktamar PP Aisyiyah ke-46 di Gedung Grha Yasa Bhakti Yasa, Ahad (4/7) .
Menanggapi harapan Amien Rais seperti yang diberitakan Republika, Ahad (4/7) bahwa kepemimpinan di Muhammadiyah dan Aisyiyah merupakan gabungan antargenerasi, karena pemimpin dengan usia tua dan muda sangat diperlukan untuk menjadi satu agar pertumbuhan kaderisasi lebih cepat, Latifah sependapat. Namun sebaiknya yang menjadi Ketua Umum itu yang berusia muda.
''Seperti halnya yang dilakukan oleh Bu Baroroh (red. mantan Ketua Umum PP Aisyiyah) yang semula jadi menjadi Ketua PP Muhammadiyah kemudian di periode berikutnya menjadi wakilnya. Saya mengharapkan Bu Chamamah masih tetap menjadi pengurus di PP Aisyiyah karena potensi pengalamannya luar biasa tetapi mungkin sebagai wakil Ketua Umum dan saya yakin Bu Chamamah mendorong ke arah tersebut,''kata Latifah.
Menurut dia, sebaiknya yang menjadi anggota PP Aisyiyah lebih banyak yang berusia muda (50 tahun ke bawah) dengan presentase 70 persen, sedangkan yang berusia tua sekitar 30 persen. Karena mereka yang sudah berusia tua mempunyai keterbatasan pemikiran. ''Jarang mereka yang berusia tua seperti Bu Chamamah yang pemikirannya masih seperti orang berusia muda,'' ungkap Latifah yang pernah menjadi anggota DPR RI dan mengaku keluar dari kepengurusan DPP PAN sejak April 2010.