REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Kecerdasan emosional dan hati diperlukan dalam bekerja, terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan kerja sama dengan orang lain.
''Hal itu diperlukan karena dalam bekerja kita sering bertemu dengan permasalahan emosional seperti stres atau depresi akibat padatnya pekerjaan,'' ujar Koordinator Seksi Pedoman Hidup Islami Otorita Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Syakir Jamaluddin, dalam diskusi kecerdasan emosional dan hati dalam bekerja di Yogyakarta, Ahad (4/7).
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional dan hati, maka segalanya akan berjalan sesuai yang diinginkan. ''Untuk menumbuhkan kecerdasan emosional dan hati dalam bekerja diperlukan pengalaman berorganisasi. Hal itu akan melatih sikap dan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi kapan pun,'' jelasnya.
Syakir mengatakan, semakin banyak pengalaman berorganisasi yang diikuti pada akhirnya kecerdasan emosional maupun hati dapat terbentuk. Selain itu, juga perlu keikhlasan dan keimanan.
Dalam konteks itu, peran pedoman hidup Islami dalam penyelenggaraan Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah diperlukan untuk mengingatkan seluruh panitia, muktamirin, dan penggembira agar selalu berperilaku sesuai dengan pedoman Islam maupun keimanan, sehingga kecerdasan emosional dan hati juga terbentuk.
''Ketika orang lain senang atas pelayanan kita, tentu kita juga ikut senang. Dengan kata lain, baik orang yang melayani maupun yang dilayani akan mendapatkan kesenangan,'' pesannya.