Rabu 09 Feb 2022 23:35 WIB

Bank Dunia: G20 Harus Persiapkan Diri untuk Pandemi Selanjutnya

Perspektif jangka panjang juga diperlukan untuk menghadapi pandemi selanjutnya

Red: Nidia Zuraya
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan negara-negara G20 pada tahun ini sudah harus mempersiapkan diri untuk pandemi selanjutnya.
Foto: PxHere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan negara-negara G20 pada tahun ini sudah harus mempersiapkan diri untuk pandemi selanjutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan negara-negara G20 pada tahun ini sudah harus mempersiapkan diri untuk pandemi selanjutnya. Menurutnya, pandemi selanjutnya kemungkinan datang setelah pandemi Covid-19 saat ini.

"Jadi tahun ini fokusnya bukan lagi hanya kepada pandemi Covid-19, tetapi pandemi berikutnya," ujar Mari dalam T20 Inception Conference secara daring di Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Dengan demikian, kebijakan kesiapsiagaan pandemi berikutnya, kesenjangan yang perlu diatasi di berbagai negara, dan pembiayaan yang perlu menyertainya mulai saat ini sudah harus mulai dipikirkan. Selain itu, Mari menilai cara mengambil perspektif jangka panjang juga diperlukan untuk menghadapi pandemi yang kemungkinan terjadi berikutnya.

"Anda tahu, semua orang berbicara tentang krisis selalu merupakan kesempatan untuk membangun kembali lebih baik. Saya pikir itu semacam mantra sejak tahun lalu, tapi bagaimana Anda benar-benar melakukannya, itulah yang akan menantang T20 untuk menemukan beberapa cara ke depan," ucap dia.

Ia menuturkan bahwa inti kebijakan menghadapi pandemi Covid-19 adalah tentang bagaimana memiliki pendekatan terpadu yang mengenali keterkaitan antara planet, manusia, dan ekonomi, sehingga negara dapat memiliki pertumbuhan yang memperhatikan iklim. Namun pada saat yang sama, negara tersebut dapat mendapatkan pertumbuhan energi terbarukan hijau, teknologi, dan penciptaan lapangan kerja, dalam pendekatan inklusif.

Mari menilai perempuan harus menjadi pusat dari pendekatan pembangunan hijau yang tangguh dan inklusif, karena perempuan paling terkena dampak pandemi Covid-19.Teknologi dan inovasi juga akan memainkan peran penting, khususnya untuk digitalisasi, ekonomi hijau, dan sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement