Selasa 12 Nov 2019 00:01 WIB

Jokowi: Jangan Kufur Nikmat, Ekonomi Kita Masih Tumbuh

Jokowi menyebut sudah banyak negara masuk posisi resesi, tapi Indonesia masih tumbuh.

Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan ancaman situasi ekonomi global yang tak menentu membuat banyak negara resesi. Namun Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih stabil dan masih di atas lima persen.

"Sudah banyak negara yang masuk pada posisi resesi. Kita ini patut syukuri, masih berada di pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Jangan kufur nikmat. Harus kita syukuri, kita diberi pettumbuhan ekonomi di atas lima persen," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan di HUT ke-8 Partai Nasdem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin malam.

Baca Juga

Dalam menghadapi situasi global ini, Presiden juga semua pihak untuk menghadapi segala permasalahan ekonomi, termasuk defisit neraca pembayaran yang sudah berpuluh tahun dialami.

"Saya sudah sampaikan bahwa urusan impor, urusan ekspor harus kita lihat detail, secara detail, biar penyakitnya bisa kita diagnosa secara detail," katanya.

Kepala Negara yakin bahwa defisit neraca pembayaran ini bisa didiagnosa 3-4 tahun yang akan datang dengan cara mengurangi impor minyak dan meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

"Saya tidak mau impar-impor terus. Sekali lagi saya sampaikan di mana-mana, jangan ada yang coba coba menghalangi saya untuk menyelesaikan masalah yang tadi. Saya sampaikan, pasti akan saya gigit dengan cara saya," katanya.

Jukowi juga meminta semua pihak untuk memberikan dukungan pemerintahannya melakukan "omnibus law", uu cipta lapangan kerja. Ada 7 UU yang akan jadi 1 UU saja. "Sehingga kecepatan kita bertindak betul-betul didukung. Apabila UU yang satu ini bisa kita selesaikan," harapnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement