Rabu 09 Feb 2022 14:32 WIB

Permintaan Kredit Meningkat, Mandiri: Pemulihan Ekonomi Terlihat Sejak 2021

Sepanjang 2021 kredit konsolidasi Mandiri tumbuh lebih dibanding perbankan nasional

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi memberikan paparannya pada Mandiri Investment Forum 2022 di Jakarta, Rabu (9/2/2022). Acara bertema Recapturing the Growth Momentum tersebut merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah yang tengah fokus mendorong investasi baik dari dalam ataupun luar negeri ke sektor berkelanjutan dan digital, guna memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan serta menangkap momentum pertumbuhan ekonomi.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi memberikan paparannya pada Mandiri Investment Forum 2022 di Jakarta, Rabu (9/2/2022). Acara bertema Recapturing the Growth Momentum tersebut merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah yang tengah fokus mendorong investasi baik dari dalam ataupun luar negeri ke sektor berkelanjutan dan digital, guna memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan serta menangkap momentum pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menilai tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah terlihat sejak 2021. Hal ini seiring permintaan domestik yang membaik dan pertumbuhan kredit juga semakin meningkat pada tahun ini.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya optimistis pemulihan ekonomi akan berlanjut pada tahun ini.

“Kami telah melihat tanda-tanda perbaikan ekonomi sejak tahun 2021,” ujarnya saat acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2022 secara virtual, Rabu (9/2/2022).

Menurutnya sepanjang 2021 aset Bank Mandiri tumbuh 12,2 persen. Lalu, pertumbuhan kredit secara konsolidasi tumbuh sebesar 8,9 persen yoy menjadi Rp 1.050 triliun bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional sektor perbankan sebesar 5,2 persen.

“Kami telah berhasil tumbuh secara meyakinkan dengan menjaga kualitas aset yang baik. Kami menjaga manajemen risiko secara hati-hati untuk menghindari kredit macet di tengah pandemi yang sedang berlangsung,” ucapnya.

Sepanjang 2021, Bank Mandiri mampu mengelola non-performing loan (NPL) sebesar 2,72 persen.  Adapun upaya perseroan untuk menavigasi krisis kesehatan dan ekonomi tercermin dari lintasan indikator laba perseroan sebesar Rp 19,5 triliun.

Selain itu, Bank Mandiri bekerja sama secara intensif dengan memperluas dan mengembangkan bisnis dengan anak perusahaan seperti Mandiri Tunas Finance, Mandiri Sekuritas, Mandiri Capital Investment, dan entitas lainnya.

“Kami percaya bahwa kolaborasi yang sangat baik dengan para pemangku kepentingan kami, khususnya pelanggan dan pemegang saham kami, adalah kunci bertahan tahun-tahun yang penuh tantangan saat ini,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement