Jumat 18 Mar 2022 08:08 WIB

ESDM Resmikan Pabrik Katalis Merah Putih

Pabrik Katalis Merah Putih salah satu program PSN Bahan Bakar Hijau

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), siap mendukung pembangunan dan pengoperasian pabrik Katalis Merah Putih.
Foto: Pupuk Indonesia
PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), siap mendukung pembangunan dan pengoperasian pabrik Katalis Merah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, memimpin groundbreaking pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Jawa Barat. Turut mendampingi Menteri, Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana, Wakil Bupati Kerawang Aep Saepulloh dan Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Subagjo.

Pabrik Katalis Merah Putih merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel sehingga berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi dan turut mengurangi emisi GRK serta bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga

"Saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada PT Pertamina Lubricants," ujar Arifin, Jumat (18/3/2022).

PT Pupuk Kujang Cikampek dan PT Rekacipta Inovasi ITB, atas niat baik dan aksi nyata melalui pembentukan PT Katalis Sinergi Indonesia untuk bekerja sama dalam memanfaatkan kemampuan, pengalaman, sumber daya, dan fungsi yang dimilikinya dalam upaya penyediaan katalis nasional khususnya katalis untuk memproduksi green fuel. ''Yang diharapkan dapat mendukung pencapaian target kebijakan energi nasional,"ujar Arifin dalam arahannya sesaat sebelum melakukan groundbreaking Pabrik Katalis Merah Putih.

Berdirinya pabrik katalis ini karena terjadinya sinergi antar institusi yakni antara institusi pendidikan, industri dan perbankan. Dan sinergi seperti ini, menurut Arifin, harus terus dikembangkan untuk produk-produk yang lain.

"Kita melihat yang terlibat dalam kegiatan ini adalah konsorsium dari badan-badan usaha BUMN, nah inilah sinergi yang harus terus kita tumbuh kembangkan, kita harapkan inisiatif daripada penelitian, inovasi ini terus bisa dikembangkan menjadi satu bentuk industri," kata Arifin.

Ditegaskan Arifin, negara ini memerlukan teknologi dan para intelektual untuk melakukan proses-proses penelitian dan untuk itu harus ada sinergi antarlembaga. "Sudah lama sekali kita selalu menggaung-gaunggkan, kita harus memiliki teknologi sendiri untuk bisa mengisi keperluan bangsa ini untuk mendukung petumbuhan ekonomi kedepan kita bisa melakukan kemandirian disegala hal," lanjut Arifin.

Selanjutnya, kepada PT Katalis Sinergis Indonesia Arifin berharap agar terus dapat mengembangkan katalis bukan hanya yang dibutuhkan dalam negeri saja, namun juga dapat membuat katalis yang dibutuhkan dunia, serta menjaga kualitas dan melakukan diversifikasi energi.

"Katalis-katalis yang ada sekarang saya yakini hanya permulaan saja,karena ini hanya merupakan inisiasi yang memang diperlukan untuk industri kita, tapi kita juga berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia, dan itu memang dibutuhkan upaya-upaya bagaimana meningkatkan kualitas daripada produk-produknya, mampu berkompetisi didunia internasional sehingga pabrik ini mungkin menjadi lebih besar ke depan," jelas Arifin.

Menambahkan yang sudah disampaikan Menteri ESDM, Direktur PT Katalis Sinergis Indonesia Achmad Setiawan juga mengapresiasi dukungan banyak pihak sehingga groundbreaking pembangunan pabrik katalis pertama di Indonesia dapat diwujudkan.

"Kami jajaran PT Katalis Sinergis Indonesia mengucapkan atas dukungan semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam membangun dan menegakkan kedaulatan katalis merah putih. melalui pembangunan katalis merah putih dengan kapasitas 800 metrik ton per tahun," ujar Achmad.

"PT Katalis Sinergis Indonesia akan berusaha sebaik mungkin dalam mewujudkan mimipi luhur pendiri bangsa agar bangsa ini tidak lagi tergantung kepada bangsa asing dan mandiri dalam mencapai kemakmuran bersama terlebih lagi khusus untuk katalis refinery dan olechemical melihat saat ini Indonesia masih menjadi net-importir untuk dua jenis katalis tersebut," lanjut Achmad.

Saat ini Indonesia hanya memiliki satu pabrik katalis dengan lisensi Jerman sehingga terjadi keterbatasan pemenuhan katalis nasional dan berdasarkan catatan yang ada, nilai kebutuhan katalis di Indonesia saat ini mencapai lebih kurang 500 juta dolar AS, dan diproyeksi meningkat dengan CAGR enam persen, hampir seluruh kebutuhan nasional diimpor dari luar negeri. Volume kebutuhan katalis di Indonesia yakni untuk Industri Petrokimia sebesar 1.500 ton per tahun, Oleokimia sebesar 800 ton per tahun dan untuk industri Refinery sebesar 18 ribu ton per tahun.

Pabrik katalis merah putih yang diberi nama PT Katalis Sinergi Indonesia (PT KSI) didirikan pada tanggal 30 Desember 2020 dalam rangka komersialisasi katalis merah putih dan mencukupi kebutuhan katalis untuk pengembangan greenfuel. Perkiraan investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 286 miliar dengan kapasitas terpasang sebsar 800 ton per tahun dan berlokasi di Kawasan Industri Cikampek. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai dalam waktu 13 bulan. Dan diharapkan pada tahun 2023 mendatang dapat segera berproduksi untuk memenuhi kebutuhan katalis nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement