Jumat 05 Mar 2021 16:25 WIB

Mentan Dorong Gerakan Padat Karya di Karanganyar

Padat karya merupakan langkah Kementan ajak masyarakat jamin ketersediaan pangan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyemprot tanaman padi dengan cairan pembasmi hama di sela-sela meninjau lahan pertanian di Desa Kaling, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (5/3).
Foto: Republika/binti sholikah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyemprot tanaman padi dengan cairan pembasmi hama di sela-sela meninjau lahan pertanian di Desa Kaling, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong gerakan padat karya di kawasan pertanian terintegrasi (integrated farming) berbasis korporasi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Menurut Mentan, gerakan padat karya menjadi salah satu langkah Kementan dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan produksi atau menjamin ketersediaan kebutuhan pangan yang semakin meningkat.

Baca Juga

Gerakan padat karya meliputi pengendalian wereng batang coklat, pemeliharaan saluran air serta penanaman jeruk dan kelapa bersama Kelompok Tani. "Saya berharap kita tidak hanya panen padi dan jagung, tapi kita panen juga ternak, jeruk dan tanaman lainnya dalam satu kawasan," kata Mentan saat kunjungan kerja di Desa Kaling, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, Jumat (5/3).

Syahrul meminta agar sektor pertanian di Karanganyar menjadi lokomotif dari pertanian yang lebih baik sehingga ke depan perlu dibangun korporasi yang lebih kuat. Artinya, pertanian dibangun melalui pengembangan skala ekonomi dari hulu ke hilir yang melibatnya industri pengolahan, pengemasan dan pemasarannya juga direncanakan. Dia menyebut, pertanian yang ada tergantung pada bibit yang bagus, pupuk yang benar, dan obat-obatan yang tersedia.

"Basis pertanian di Karanganyar sudah jalan, sekarang bagaimana ini nanti dikorporasikan dengan kuat artinya skala ekonomi per 1.000 hektare. Di sini ada 5.000 hektare hamparan yang betul-betul kita intensifkan, kita tata, baik bibit, pupuk yang berimbang dan obat-obatan yang tepat," paparnya.

Syahrul juga mendorong penerapan mekanisasi tepat guna yang didukung keterampilan dalam penggunaan alat-alat. Sehinggaa, kegiatan pertanian menjadi lebih efesien dan efektif dibanding sebelumnya.

"Kami juga berharap, bukan hanya padi dan jagung, tapi kami berharap di lahan-lahan yang tersedia mungkin di halaman ditanami kelapa, jeruk bahkan beternak itik. Dengan demikian, hasilnya itu bisa komprehensif berskala ekonomi yang kuat," ujarnya.

Mentan mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19 sektor pertanian dapat tumbuh sebesar 16,4 persen secara nasional pada 2020. Hal itu juga didukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan kepada sektor pertanian senilai Rp 55 triliun sepanjang 2020.

Setelah dilakukan pertanian terintegrasi, dia juga mendorong agar pengolahan hasil pertanian dimaksimalkan. Terutama dalam hal cara pengemasan, seperti divakum sehingga produknya lebih tahan lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement